the Monkey Times – Ngomongin mobil bersejarah nggak pernah ada habisnya, apalagi untuk mobil yang satu ini: Toyota Corona.
Sebetulnya kalau dilihat dari segi ekonomi, Corona bukan mobil yang benar-benar punya nilai mahal di pasaran.
Seenggaknya harganya lumayan jomplang kalau dibandingkan dengan, misalnya, Toyota Corolla.
Walau begitu … kita nggak bisa menolak fakta bahwa Toyota Corona memang mobil klasik, meski model itu nggak seikonik mobil produksi Toyota lainnya. (Seperti Toyota 2000GT [1967], misalnya)
Kami mau mengatakan, setiap mobil produksi Toyota selalu punya cerita. Begitu pula Toyota Corona.
Tahun Produksi Toyota Corona
Kita bisa sepakat dengan Carmudi yang menyebut Toyota Corona mulai diproduksi pertama kali pada 1957.
Setelah diproduksi sampai generasi ke-10, Toyota Corona akhirnya berhenti pada 2013. Wujudnya kemudian diteruskan oleh Toyota Camry.
Namun ada sejumlah fakta menarik seputar Toyota Corona yang nggak bisa kita abaikan begitu saja.
Dan fakta-fakta itu adalah ….
Toyota Corona dibangun dari basis Toyopet Crown
Jepang belum menapaki puncak dunia otomotif di akhir dekade 1950-an sampai awal 1960-an. Harap maklum, sepuluh dekade pasca Perang Dunia II, industri mobil di Jepang dalam kondisi hancur total.
Toyota bahkan hampir bangkrut pada 1949. Mengutip The Globe and Mail, waktu itu produksi mobil Toyota hanya mencapai 300 unit pada 1950.
Di kondisi yang menyedihkan seperti itulah Toyota Corona diproduksi.
Masih mengutip The Globe and Mail, produsen mobil Jepang waktu itu dikenal punya kebiasaan merombak desain kendaraan dari pabrik lain.
Contoh paling kentara terlihat dari Model AA yang merupakan mobil penumpang pertama yang diproduksi Toyota pada 1936. Tahukah kamu bahwa desain Toyota AA sebetulnya ‘cuma’ kopian dari Chevrolet dan Dodge?
Tapi yang dilakukan Toyota sebetulnya wajar, karena sebagian besar produsen mobil di Asia waktu itu melakukan hal yang sama.
Lalu datanglah era awal 1950-an yang ditandai dengan terbentuknya aliansi antara Hino Motors, Isuzu, dan Nissan yang menjalin perkoncoan dengan Renault, Austin, dan Hillman.
Seperti dicatat blog Toyota Inggris, aliansi itu bermaksud memproduksi tiruan mobil Eropa untuk dijual kembali di pasar Asia.
Kali itu Toyota menolak ide aliansi kawan-kawannya, dan memilih mengembangkan Toyota Crown dari nol. Hasilnya adalah sebuah mobil penumpang dengan mesin 1.5-liter 4 silinder Overhead Valve (OHV) dengan transmisi manual 3 percepatan, dan sanggup memproduksi 48 brake horse power.
Toyota Crown mulai diproduksi pada 1955 dan pada 1958 mulai diekspor ke Amerika Serikat. Mobil inilah yang kemudian jadi basis bagi kelahiran Toyota Corona.
Pernah menyandang nama Toyopet Corona
Pernah dengan nama ‘Toyopet’? Generasi sekarang mungkin nggak pernah denger nama itu, tapi ‘Toyopet’ sempat dipakai oleh Toyota sebagai julukan untuk mobil-mobil sedan berukuran kecil yang diproduksi sepanjang dekade 1940 – 1950-an. Julukan itu sebetulnya merupakan hasil dari kontes penamaan mobil yang diadakan Toyota pasca Perang Dunia II.
Nah, pada 1947 Toyota memproduksi SA. Model ini mengacu pada mobil sedan yang desainnya benar-benar mirip VW Beetle. Yah … wajar sih kalau mirip. Wong sebelum Perang Dunia II pecah, teknisi dan desainer Toyota sempat mengunjungi Jerman mekanisme mobil balap Auto Union dengan 16 silinder. Waktu itu mereka sekalian mempelajari mekanisme dan desain merek-merek Eropa lainnya seperti Porsche dan Volkswagen. Di tahun itulah nama ‘Toyopet’ mulai digunakan.
Walhasil di periode itu kita mengenal model kendaraan seperti Toyopet SB (truk kecil), Toyopet SA, Toyopet Crown, dan Toyopet Master. Corona pun pernah mendapat embel-embel ‘Toyopet’ di depan namanya.
Pernah mendapat nama Toyopet Tiara
Nama ini mengacu pada model Toyota Corona generasi kedua yang produksinya dimulai pada 1960-1964. Toyota membawa generasi kedua Corona itu keluar pasar Jepang, dimana Amerika Serikat terpilih sebagai negara tujuan.
Ketika majalah Road & Track melakukan pengetesan Toyopet Tiara pada 1960, model itu mendapat pujian setinggi langit.
“Tiara, sejauh ini, adalah desain otomotif terbaik dari Jepang dan merupakan indikasi dari rencana kuat untuk menangkap bagian dari pasar otomotif dunia,” demikian yang tertulis di majalah tersebut, seperti dikutip ulang oleh Curb Side Classic.
Sayangnya, pujian tidak diiringi dengan penjualan yang baik. Toyopet Tiara hanya terjual sebanyak 1,000 unit di Amerika. Setelah periode suram di Amerika Serikat pada 1960, Toyota kembali beberapa tahun setelahnya dengan Toyota Corona. Sekaligus menghilangkan julukan Toyopet pada produk otomotifnya.
Baca Juga:
Pakai Mobil Pribadi, Tinggalkan Transportasi Massal