the Monkey Times – Baru-baru ini sebuah riset yang dirilis oleh TBWA/Asia menunjukkan angka segmen pelancong muslim dari kalangan perempuan yang meningkat sebesar 10% di seluruh negara. Pariwisata halal sedang mengalami puncak ketenarannya, dan kemungkinan besar akan tetap begitu.
Walaupun begitu, masih menurut riset yang sama, mereka relatif masih merasa kurang dilayani, dalam kaitannya dengan identitas mereka sebagai perempuan muslim.
Artinya dalam studi itu, seluruh responden dari kalangan perempuan muslim tidak mau mengorbankan keyakinan beragama mereka selama melancong ke sebuah lokasi.
Namun disaat bersamaan mereka tidak mau keyakinan beragama jadi penghalang untuk menikmati pengalaman liburan terbaik.
Studi yang melibatkan 1,000 orang responden berusia 18-30 tahun yang tinggal di Indonesia, Inggris, dan Malaysia juga menyebut kenaikan jumlah pelancong perempuan muslim yang bepergian secara mandiri.
Wisatawan perempuan muda muslim dari Malaysia dan Indonesia diperkirakan akan pergi melancong ke 4 negara dalam kurun waktu 18 bulan.
Bangkitnya turisme berlabel halal
Tidak mudah menentukan batasan halal dan haram dalam turisme, namun beberapa tahun belakangan, istilah turisme halal (halal tourism) memang sedang jadi tren di kalangan muslim.
Dalam sebuah laporan yang ditulis New York Times tentang pelancong muslim, tercatat pertumbuhan pelancong sebesar 30 persen.
Karena itulah ada asumsi bahwa dekade berikutnya akan memperlihatkan kenaikan nilai industri pariwisata halal, dari $180 miliar menjadi sebesar $300 miliar.
Dari angka tersebut, pelancong muslim diprediksi menjadi satu kategori demografi yang paling cepat tumbuh dalam medan turisme global, di tengah populasi pelancong muda dan terdidik.
Secara global pula terdapat kenaikan permintaan makanan halal. Sebagaimana dicatat oleh Fin 24, pengeluaran impor total untuk seluruh produk yang dianggap halal mencapai $250 miliar.
Indonesia terbaik dalam soal wisata halal
Indonesia sendiri menduduki peringkat teratas dalam soal wisata halal. Dalam sebuah riset tujuan wisata halal dunia yang digagas GMTI (Global Muslim Travel Index), Indonesia menempati peringkat pertama, yang diikuti oleh Malaysia dan Turki.
Oleh Kementerian Pariwisata, Sulawesi Selatan, Malang, Lombok, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Riau, dan Aceh, pada 2018 dijadikan daerah pengembangan 10 Destinasi Halal Prioritas Nasional.