the Monkey Times (Purwakarta) – Fakta tersebut dicatat dengan baik oleh Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Padahal luas lahan padi di Purwakarta hanya sekitar 18,075 hektar pada 2019.
Dalam keterangan yang dikutip the Monkey Times (21/03/2021) dari Antara, hasil panen padi di Purwakarta sering melebihi target yang dicanangkan.
Surplus padi yang dialami Purwakarta agaknya disebabkan penggenjotan produksi yang dilakukan lembaga yang dimaksud.
Jadi bila normalnya petani di Purwakarta menanam padi satu sampai dua kali dalam setahun, sekarang mereka bisa menanam dua hingga tiga kali dalam periode yang sama.
Sederhananya, selama air untuk kebutuhan irigasi masih tercukupi, selama itulah para petani di Purwakarta tetap menanam padi.
Walhasil produksi padi di Purwakarta pun mampu melampaui target, kendati luas lahan padi tidak begitu luas.
Pada 2019 Purwakarta mampu menghasilkan 249 ribu ton gabah kering panen, dengan asumsi rata-rata produksi gabah kering mencapai 6,2 ton per hektar.
Dari sejumlah itu, gabah kering giling yang mampu dihasilkan Purwakarta pada 2019 mencapai 210,800 ton. Pada gilirannya, jumlah beras yang mampu dihasilkan Purwakarta pada 2019 mencapai 137,020 ton.
Kebutuhan beras selama setahun di Purwakarta sendiri mencapai 109,257 ton, yang mencukupi kebutuhan 950,660 jiwa. Jadi dalam setahun Purwakarta sanggup mencapai surplus beras sebanyak 27,763 ton.
Adapun pada 2020 Purwakarta mampu menghasilkan 248 ribu gabah kering panen dari lahan seluas 40,831 hektar.
Surplus beras di Purwakarta terbilang mengejutkan, mengingat Kabupaten itu selama ini dikenal lewat kerajinan bambu dan keramik.