tmtimes.id – Suatu hari pada 30 Juli 2020, daerah Citereup, Cibeber, Cibabat serta Leuwigajah mengalami pemadaman listrik. Penyebabnya bukan lantaran gangguan di gardu listrik, melainkan karena layangan yang tidak sengaja nyangkut di instalasi aliran listrik di Gardu Induk Cibabat.
Kabar itu disiarkan laman daring Pikiran Rakyat. Walhasil tak lama kemudian Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cimahi meminta masyarakat untuk tidak bermain layangan di dekat gardu listrik bertegangan tinggi.
Layangan memang kadung jadi mainan rakyat yang murah. Apalagi bila musim sedang sering menghembuskan angin kencang.
Di musim seperti itu, selalu saja ada pemandangan dimana anak-anak dan orang dewasa berbondong-bondong keluar memainkan layangan mereka. Kadang mereka memainkan layangan di lapangan, namun ada juga yang memainkan layangan di kawasan yang dekat dengan instalasi listrik bertegangan tinggi.
Fenomena itu pula yang membuat pemandangan layang-layang nyangkut di tiang listrik jadi tontonan lazim di kampung-kampung atau komplek perumahan dimana layangan masih jadi mainan favorit.
Dan karena kebanyakan orang belum menyadari bahaya memainkan layangan di dekat instalasi listrik PLN, kita cukup sering menemukan berita pemadaman listrik terjadi karena insiden layangan nyangkut.
Gardu Induk PLN Pesanggaran, Denpasar, Bali, misalnya sempat terkena layangan nyasar yang menyebabkan pemadaman listrik selama lima jam. Akibatnya pada Minggu (19/07/2020), 72,121 pelanggan PLN di wilayah Denpasar Timur, Denpasar Selatan dan Kuta terkena turahnya.
Lalu pernah juga tersiar kabar listrik di seluruh Pulau Karimun padam gara-gara layangan. Insiden yang terjadi pada Selasa (28/7/2020) itu disebabkan tali layangan yang putus dan nyasar di kabel tegangan tinggi.
Kabar terkini (Sabtu 8/08/2020), Antara News melaporkan frekuensi pemadaman listrik yang meningkat di Lombok. Sudah 26 kali listrik padam gara-gara layangan nyasar di atas kabel jaringan listrik. Manajer PLN UP3 Mataram Dony Noor Gustiarsyah bilang frekuensi gangguan listrik meningkat dalam dua bulan belakangan, seperti dikutip Antara News.
Bermain layangan di kala musim sedang menghembuskan angin kencang memang tidak ada salahnya, dengan catatan kegiatan itu tidak mengganggu operasional listrik yang disediakan PLN.
Artinya, layangan yang nyangkut di atas kabel sebetulnya tidak menjadi masalah besar, andai iklim sebuah kawasan tidak sedang hujan, tidak sedang lembab, atau tidak sedang berembun. Kalau yang terjadi sebaliknya, dipastikan layangan yang nyangkut di atas jaringan listrik seketika berubah jadi material yang menghantarkan listrik.
Dengan rumusan seperti itu, alangkah lebih bijak bila kita menghindari memainkan layanan di dekat instalasi listrik. Kita tak pernah tahu kapan layangan putus dan akan terbang kemana benda tersebut ketika itu terjadi.
Daripada menanggung rasa bersalah karena membuat banyak orang kesal, tentu kita lebih baik memainkan layanan di lapangan luas yang jauh dari pemukiman warga dan aliran listrik.