the Monkey Times – Pada masanya, bulan Ramadan sering diramaikan oleh rilisan musik religi dari para musisi pop mainstream, baik itu dalam bentuk single maupun album. Sempat meredup, tren ini coba dihidupkan kembali dua tahun terakhir. Salah satunya lewat kolaborasi Ungu dan Rhoma Irama, “Andai Ku Tahu/Laa Ilaaha Illallah“.
Adalah Gigi yang memulai tren tersebut lewat rilisan album religi, “Raihlah Kemenangan” (2004). Tak seperti album religi lainnya yang syahdu, album ini justru menawarkan nuansa yang lebih nge-rock dan kencang. Sesuatu yang tergolong baru saat itu.
Ide Armand
Semua itu berawal dari ide sang vokalis, Armand Maulana. Ia merasa prihatin dengan kurangnya minat anak muda pada lagu-lagu religi saat itu, terutama religi Islami. Padahal, lagu-lagu semacam itu memiliki makna yang dalam.
“Pernah gue bawain satu lagu islami Bimbo di depan ponakan yang masih ABG, dan komentarnya. ‘kok bawain lagu cupu (tua) sih,'”, ujarnya.
Bimbo adalah inspirator utama Gigi, terutama Armand. Selain lirik-liriknya bagus, mendengarkan lagu-lagu Bimbo membuatnya merasa seperti berada di luar bulan Ramadan. Tak heran bila sebagian besar repertoar dari “Raihlah Kemenangan” berasal dari lagu-lagu Bimbo.
“Ketika Tangan dan Kaki Berkata”, “Rindu Rasul”, dan “Tuhan” adalah beberapa contoh lagu Bimbo yang masuk di album itu. Hanya ada dua lagu non Bimbo yang dimasukkan ke dalam “Raihlah Kemenangan”, yaitu “Hilang” dan “Karunia-Mu”.
“Hilang” merupakan lagu di album “3/4” (1996) yang dimasukkan ke dalam album religi itu karena mengandung pesan ketuhanan. Sedangkan Karunia-Mu adalah lagu baru yang liriknya ditulis oleh sang bassist, Thomas Ramdhan.
“Lagu karunia-Mu, ciptaan Thomas, sebetulnya materi buat album kesembilan (Next Chapter). Cuman, karena liriknya soal ketuhanan, jadinya kita masukin ke album ini (Raihlah Kemenangan),” ujar Armand mengenai lagu “Karunia-Mu”.
Nge-Rock Abis
Walau sebagian besar merupakan lagu-lagu Bimbo yang diaransemen ulang, “Raihlah Kemenangan” boleh dibilang sebagai terobosan baru di ranah album religi. Bagaimana tidak, seluruh lagu di album ini dipoles dengan nuansa rock yang kental. Tak seperti album religi umumnya yang ngepop dan syahdu.
Coba dengar lagu “Tuhan” yang aslinya punya aransemen syahdu. Di “Raihlah Kemenangan”, lagu tersebut diubah dengan lebih nge-rock dan berisi berkat isian gitar Dewa Budjana yang penuh distorsi, serta isian brass section. Lagu ini sendiri akhirnya didapuk sebagai single gacoan di “Raihlah Kemenangan”.
Bukan tanpa alasan Gigi menggubah semua lagu religinya. Dengan aransemen semacam itu, Gigi mencoba memperkenalkan lagu-lagu religi ke anak muda dengan gaya musik mereka.
Gigi dan Sony BMG selaku label sepertinya sadar akan konsekuensi dibalik ide mereka tersebut. Maka tak heran, bila dalam rilis persnya, mereka menulis:
“Dengan segenap musik yang diaransemen sedemikian rupa ini GIGI berharap bisa masuk ke selera penggemar muda. Kalaupun ada yang kontra terhadap karya ini adalah sah- sah saja. Yang pasti musik adalah bagian dari seni, dan siapa saja berhak untuk menginterpretasikan. Yang penting esensi dari lagu-lagu yang ada di album ini tidak berkurang kadarnya.“
Berhasil Secara Komersial dan Kultural
Pada akhirnya, “Raihlah Kemenangan” berhasil diterima khalayak dan sukses besar, baik secara komersial maupun kultural. Secara komersial, suksesnya album ini ditandai dengan penghargaan double platinum dari Sony BMG selaku label yang memproduseri album ini. Penghargaan itu didapat setelah album ini terjual lebih dari 200 ribu keping.
Secara kultural, “Raihlah Kemenangan” menjadi inspirator munculnya rilisan album dan single religi islami dari para musisi pop mainstream. Mulai dari Ungu, Kotak, D’Masiv, sampai Icha ex-Jikustik.
Khusus untuk nama pertama (Ungu), grup band tersebut cukup sering membuat album religi di tiap tahunnya. Persis seperti Gigi yang mulai konsisten merilis album religi selepas “Raihlah Kemenangan”. Bahkan, band yang digawangi Pasha cs itu mulai mencoba meramaikan tren merilis lagu religi kembali di dua edisi Ramadan terakhir. Mulai dari single duet mereka bersama Lesti Kejora, sampai kolaborasi mereka dengan Rhoma Irama.
Band Frustasi
Pada 2005, sempat terdengar isu kalau Rhoma Irama mengkritisi album “Raihlah Kemenangan”. Menurut musisi dangdut legendaris itu, ia menganggap Gigi sebagai “band frustasi dan nggak kreatif”. Manajer Gigi saat itu, Dhani Pete, cukup kecewa dengan pernyataan Sang Raja Dangdut tersebut.
“Kalau memang Pak Haji (Rhoma Irama) ngomong gitu, ya saya amat menyesalkan. Dia adalah orang besar, seorang legenda di bidang musik. Tapi, bukan berarti dia bisa mengomentari musik orang,” ujarnya pada Detikhot.
Di lain pihak, Rhoma membantah telah mengeluarkan statement tersebut. Menurut penuturannya, statement tersebut bukanlah berasal dari mulutnya, melainkan narasi dari salah satu acara gosip, Kabar-Kabari.
“Saya tidak pernah menghina band apa pun. Apalagi sampai mengatakan Gigi sebagai band frustasi. Itu cuman statement yang dikatakan oleh naratornya Kabar-Kabari,” ujarnya.
Guna menghindari konflik dan salah paham, Rhoma pun lantas meminta Kabar-Kabari meralat pernyataan mereka. Ia pun juga menghubungi Gigi lewat Dewi Gita (istri Armand Maulana) untuk meluruskan masalah sekaligus bersilaturahmi.
Ia sendiri mendukung Gigi untuk berdakwah lewat musik rock, bahkan ia pun mengakui banyak dari lagu-lagunya punya nuansa rock. Bentuk support Bang Haji pun bisa dilihat dari diizinkannya Gigi mengaransemen ulang salah satu lagunya, “Adu Domba”. Lagu itu kelak akan dimasukkan ke album religi Gigi lainnya, “Setia Bersama Mencintai dan Menyayangi” (2017).