the Monkey Times – Bob Dylan dikabarkan menjual hak cipta untuk katalog lagu yang ditulisnya selama bertahun-tahun, ke Universal Music Publishing, dengan taksiran nilai seharga lebih dari $300 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun.
Selama karirnya sebagai seorang musisi, Dylan memegang hak cipta musik sebanyak lebih dari 600 lagu. Mengutip Rolling Stone, Dylan menjual seluruh hak cipta musiknya kepada Universal Music, termasuk untuk album terbarunya yang berjudul Rough and Rowdy Ways.
Rolling Stone menulis Dylan adalah musisi yang pada 1962 sempat meneken kesepakatan publishing dengan Lou Levy yang ketika itu mewakili Leeds Music Publishing. Dylan kemudian memperoleh kontrol kembali atas musik ciptaannya di tahun yang sama.
Dan meski Dylan tercatat pernah bekerja sama dengan banyak perusahaan rekaman lain, pada prinsipnya Dylan secara luas mengelola dua aspek dari lagu yang dilindungi perusahaan rekaman, yakni melodi dan lirik.
Lebih jauh lagi, kesepakatan antara Dylan dan Universal Music terbilang besar dalam sejarah jual beli royalti lagu. Adapun faktor yang membuat lagu-lagu Dylan jadi sangat berharga dalam sejarah dunia rekaman adalah fakta bahwa sebagian besar lagu Dylan ditulis sendiri, dan dengan demikian royaltinya tidak perlu dibagi-bagi ke musisi lain.
Hanya saja pengecualian bisa diberikan dalam lingkup akuisisi tersebut, yakni untuk beberapa lagu yang ditulis Dylan bersama penulis lirik lain. Menurut Rolling Stone, hanya ada satu lagu dimana Dylan tidak menulis lirik namun memegang hak ciptanya, dan itu adalah lagu ‘The Weight’ yang ditulis oleh Robbie Robertson.
Daftar penghargaan yang diterima Bob Dylan sepanjang karirnya
Sebagian orang – terutama yang rutin mengikuti sejarah musik folk – barangkali mengingat Bob Dylan sebagai salah satu musisi folk paling produktif sepanjang sejarah. Sejak 19 Maret 1962 sampai 19 Juni 2020, Dylan sudah merilis 39 album dalam berbagai format.
Dalam perjalanan karirnya yang panjang pula, Dylan menyabet 15 penghargaan dari 27 nominasi dan tersebar di berbagai jenis penghargaan, yang tidak hanya sebatas bidang musik tapi juga mencakup bidang-bidang lain seperti sastra.
Pada 2016, misalnya, Dylan meraih Hadiah Nobel untuk kategori sastra Amerika di malam penghargaan yang berlangsung 23 Oktober 2016. Komite nobel waktu itu memberikan hadiah tersebut dengan alasan Dylan sudah menciptakan ekspresi puitis di dalam tradisi kepenullisan lagu di Amerika Serikat.
Walau terbilang kontroversial – sebab siapa yang mau memberikan nobel sastra untuk orang yang sebetulnya bukan sastrawan dan tidak punya karya sastra? – namun hadiah nobel yang diterima Dylan jadi yang pertama dalam sejarah.
Namun penghargaan paling terkenal yang pernah diterima Dylan mungkin bukan nobel sastra, melainkan masuknya nama Dylan ke dalam daftar Grammy Hall of Fame yang diterimanya beberapa kali.
Dylan tercatat pernah menerima Grammy Hall of Fame untuk album maupun single di daftar berikut ini:
1963 | Blowin’ in the Wind | 1994 |
1965 | Like a Rolling Stone | 1998 |
1966 | Blonde on Blonde | 1999 |
1965 | Mr. Tambourine Man | 2002 |
1965 | Highway 61 Revisited | 2002 |
1965 | Bringing It All Back Home | 2006 |
1975 | Blood on the Tracks | 2015 |
1975 | The Basement Tapes | 2016 |
Selain penghargaan diatas, nama Dylan juga diperhitungkan di ranah musik Rock and Roll, dimana ada lima lagunya yang disebut-sebut dalam daftar 500 lagu yang ikut membentuk karakter Rock and Roll seperti adanya sekarang.
Kelima lagu tersebut adalah ‘Blowing in the Wind’ (1963), ‘The Times They Are a-Changin’ (1963), ‘Like a Rolling Stone’ (1965), ‘Subterranean Homesick Blues’ (1965), dan ‘Tangled Up in Blue’ (1975).
Dengan kuantitas album, produktivitas, energi dan berbagai prestasi individu yang telah diraih Bob Dylan sepanjang karirnya, katalog lagu-lagunya, yang sekarang dipegang oleh Universal Music, memang pantas dihargai mahal.