ilustrasi review ocean thirteen
Para penipu di Ocean Thirteen. (Foto: IMDB)

Review Ocean’s Thirteen (2007): Elegan seperti yang Sudah-sudah

Pamungkas trilogi Ocean Eleven ditutup dengan narasi yang khas, namun menyajikan pembelaan yang berbeda.

Ocean Thirteen
Update:

the Monkey Times – Apa yang Anda lakukan bila seseorang yang sudah sangat berjasa dalam hidup Anda kini sedang terbaring lemah kesakitan karena ditipu orang?

Akankah Anda membelanya mati-matian? Jika ya, maka dengan cara apa Anda melakukannya? Membalas dendam kepada penipu? Deret pertanyaan itu disajikan Steven Soderbergh kepada kita lewat trilogi pamungkas Ocean Thirteen yang kini bisa kita nikmati lewat layanan streaming on-demand Netflix.

iklan

Sinopsis Ocean’s Thirteen (2007)

Danny Ocean (George Clooney) dan kawan-kawan kali ini harus beraksi demi Reuben (Elliot Gould) yang secara ironis dikhianati habis-habisan oleh rekan bisnisnya sendiri, Willy Bank (Al Pacino). Akibatnya dia kehilangan tanah dan propertinya, serta sempat mengalami serangan jantung ringan.

Danny, Rusty (Brad Pitt) dan kawan-kawannya kali ini merancang sebuah skenario untuk membuat bangkrut Bank, yang mengelola sebuah kasino dan hotel mewah di pusat Las Vegas. Berhasilkah mereka melakukannya, sekaligus mengembalikan yang telah hilang dari diri Reuben?

Review Ocean’s Thirteen (2007)

Soderbergh jelas mengusung semangat komedi yang sama ketika memutuskan kembali menyutradarai trilogi Ocean. Dan dia relatif berhasil, setidaknya kalau kita melihat dari segi pendapatan kotor Ocean Thirteen yang secara global menyentuh angka $311,312,624, menurut data IMDB. Sebuah angka yang sangat besar mengingat budget pembuatan Ocean Thirteen “hanya” menghabiskan $85 juta.

Sebagai catatan tambahan, Ocean Twelve (2004) menghabiskan budget $ 110 juta, dan memperoleh pendapatan kotor secara global sebesar $362,744,280. Sedangkan Ocean Eleven (2001) memperoleh pendapatan kotor global sebesar $450,717,150, dengan budget yang menghabiskan $85 juta.

Memang kita tak bisa mengatakan Ocean Thirteen adalah film paling sukses di antara dua film Ocean’s lain. Namun yang menarik untuk dibahas bukan cuma aspek biaya produksi-pendapatan semata.

Dari Ocean Thirteen lah kita bisa menikmati banyak narasi menarik, misalnya tentang hidup Linus Caldwell (Matt Damon) yang ternyata benar-benar dibayangi kebesaran ayahnya yang berprofesi sama dengannya.

Oh ya, bagi kami karakter Linus menyimpan daya tarik tersendiri. Film pertama dari trilogi Ocean sedikit membuka tabir tentang karakter Linus, seorang pencuri yang berayah seorang pencuri senior nan terkenal bernama Bobby.

Dari sana kita dibukakan pintu isyarat kecil yang mengarah kepada satu petunjuk: Linus ingin membuktikan dia tidak perlu mendompleng nama ayahnya agar bisa sukses di dunianya, sekaligus mau membuktikan dia bisa lebih hebat ketimbang ayahnya. Walau begitu kita tidak pernah tahu siapa Bobby, kan?

Ayah Linus yang disebut-sebut di film pertama – dan juga film kedua (lengkap dengan kemunculan ibu Linus – akhirnya muncul wujud karakternya di film ketiga. Tampaknya Bobby (diperankan oleh Bob Einstein) memang sakti betul. Dia adalah agen FBI, yang berarti orang dengan profesi terhormat, sama seperti ibu Linus yang dimunculkan Soderbergh di Ocean Twelve.

Adegan Ocean Thirteen
Adegan dalam film Ocean Thirteen.

Di luar bangunan karakter Linus, kita juga melihat remah-remah kisah personal. Sebutlah satu lagi contoh seperti Rusty, misalnya. Dari satu film Ocean ke yang lain, Rusty ini dipersonifikasikan sebagai laki-laki player. Cowok yang mudah sekali berpindah hati. Dan cerita-cerita petualangan cintanya selalu dibagi dengan Danny, entah dalam sesi obrolan di kamar hotel (seperti yang diperlihatkan di Ocean Twelve) atau ketika mereka berdua menyamar sebagai petugas pembersih hotel di Ocean Thirteen.

Di luar remah-remah kecil, kisah hidup para pencuri di trilogi Ocean, tentu kita tidak boleh lupa bahwa yang paling menarik dari seluruh bangunan kisah pencurian di ketiga film tersebut adalah: intrik.

Artinya apa metode pencurian yang dipilih, bagaimana Danny, dkk melakukannya, dan bagaimana cara mereka melarikan diri, adalah tiga dari sekian bagian dari intrik yang diperlihatkan lewat trilogi Ocean – termasuk di film terakhirnya.

Nah, intrik itulah yang membuat usaha cerdas dan bertalenta Danny, dkk dalam merampok balik Reuben terlihat elegan, rapi, dan seperti biasa: mewah. Ocean Thirteen memang layak ditonton berulang-ulang.

Berita Terkini:
krl menunggu penumpang
Bekasi Line: Jadwal dan Rute KRL Tambun Kampung Bandan
angkutan lebaran
Manajemen Operasional Berbasis Trafik akan Diterapkan Pengelola Bandara selama Musim Lebaran 2023
kelapa sawit indonesia
Dorongan OJK untuk Meningkatkan Akses Pendanaan bagi Petani Sawit
kasasi
Kejagung Akan Mengajukan Kasasi terkait Vonis Bebas Tragedi Kanjuruhan
wapres resmikan masjid istiqlal di jepang
Wapres Meresmikan Masjid Istiqlal di Jepang
mobil listrik tesla
Tesla Dikabarkan Akan Buka Kantor di Malaysia
iklan
Artikel Terkait:
review drama korea once upon a small town (2022)
Review Drama Korea “Once Upon a Small Town (2022)”
review film “the help” (2011) perjuangan melawan diskriminasi dan etnosentrisme
Review Film “The Help” (2011): Perjuangan Melawan Diskriminasi dan Etnosentrisme
review film amerika liberal arts” (2012) hubungan antara mahasiswi dan lelaki paruh baya
Review Film Amerika “Liberal Arts” (2012): Hubungan antara Mahasiswi dan Lelaki Paruh Baya
review series conversations with friends
Review Series Conversations With Friends
review film amerika serikat “aftersun (2022)”
Review Film Amerika Serikat “Aftersun (2022)”
review film amerika begin again (2013)
Review Film Amerika “Begin Again (2013)”
iklan
tmtimes logo 700x140

tmtimes.id, alias the Monkey Times, adalah portal web yang menyediakan artikel inspirasi, pemikiran dan motivasi, rekomendasi terbaik, informasi terkini, seni dan hiburan.

Bagikan artikel ini