Sinopsis: Young-seok menyelamatkan seorang gadis yang bernama Josee yang terjatuh dari kursi roda listriknya. Josee terjatuh karena ia berusaha mengejar orang yang telah melecehkannya. Young-seok membantunya untuk pulang ke rumah.
the Monkey Times – Lee Young-seok berusaha menawarkan untuk membopong Jose karena kursi roda Josee telah rusak. Namun Josee enggan untuk dibopong. Young-seok akhirnya menyewa gerobak di sebuah toko dan ia mengantar Josee dengan menggunakan gerobak tersebut. Sebagai imbalannya, Josee akan memasakkan masakan untuknya.
Setibanya di rumah Josee, Young-seok kaget melihat keadaan rumahnya yang cukup mengejutkan. Josee tinggal bersama neneknya yang bekerja sebagai pemulung dan mengumpulkan barang-barang bekas daur ulang. Josee terlihat lihai dalam memasak. Setelah makan bersama, Young-seok membawa kembali gerobak yang tadi ia sewa.
Young-seok tidak sengaja bertemu lagi dengan nenek Josee di jalan. Neneknya sedang memulung barang-barang di pinggir jalan. Young-seok dengan segera membantu nenek Josee untuk membawakan barang-barang tersebut ke rumahnya. Dan lagi, Young-seok kembali bertemu dengan Josee.
Mereka kembali makan malam bersama. Young-seok tergerak untuk membantu kehidupan mereka. Saat ia mendapatkan bingkisan rumput laut dari atasannya di tempat kerja, ia langsung memberikannya kepada Josee untuk dimasak olehnya. Di lain kesempatan, Young-seok yang memasak untuk Josee dan neneknya.
Mereka semakin dekat pasca nenek Josee meninggal dan Young-seok berusaha menghibur Josee. Young-seok dan Josee tidak lagi saling canggung dan mereka tidak saling segan untuk mendekati satu sama lain. Young-seok semakin paham dengan kebiasaan Josee yang hobi mengumpulkan botol-botol whiskey kosong. Josee mampu memahami berbagai macam aroma botol whiskey.
Josee juga hobi membaca buku dan mengoleksi buku-buku bekas yang ditemukan neneknya. Young-seok selalu menawarkan diri jika Josee sedang membutuhkan apa-apa. Young-seok bahkan meninggalkan nomor teleponnya agar dapat dihubungi oleh Josee. Mereka mulai saling bercerita satu sama lain tentang diri mereka dan dari sini pertemanan mereka sudah dimulai.
Young-seok tetap berteman dekat dengan Josee walaupun ia memiliki hubungan gelap dengan dosen wanitanya. Setelah beberapa lama, mereka menyadari bahwa mereka semakin saling dekat dan menyukai satu sama lain.
Antara Jatuh Cinta atau Hanya Iba
Josee adalah tipe perempuan yang tertutup dan dingin. Ia kerap berimajinasi liar dan mengarang-ngarang cerita bahwa ia pernah berkeliling dunia. Namun tampaknya ia begitu karena harus bertahan untuk mengatasi kesepiannya.
Berbeda dengan Young-seok yang berpendidikan namun ia harus selalu mencari cara untuk bertahan hidup minimal bagaimana ia bisa tetap makan. Meskipun demikian, perbedaan-perbedaan itu tidak menghalangi mereka untuk saling jatuh cinta. Memang di awal penonton akan melihat Young-seok sangat iba dengan kehidupan Josee dan neneknya.
Penjelasan terhadap hubungan mereka akan tetap menjadi poin menarik bagi penonton, apakah hubungan mereka akan terus berjalan berlandaskan rasa iba atau di antara mereka memang saling menyukai atau tidak. Terdapat adegan Young-seok mencium Josee di tengah salju dan juga terdapat adegan ranjang.
Namun adegan-adegan tersebut seperti tidak ada chemistry-nya karena tampaknya mereka berdua tidak memiliki tendensi untuk berubah menjadi sebuah pasangan kekasih. Pada akhirnya dugaan-dugaan penonton tidak akan muncul pada ending film dan mereka mendadak berpisah begitu saja. Baik Young-seok maupun Josee mereka sama-sama tidak memperjuangkan hubungan mereka.
Kisah Melodrama yang Cukup Menarik untuk Disaksikan
Film ini disutradarai oleh Kim Jong-kwan dan menghadirkan aktor Hwang Do-hyun, Han Ji-min, dan Nam Joo-hyuk. Film ini terinspirasi dari sebuah cerita pendek karya penulis Jepang yaitu Seiko Tanabe. Film ini juga merupakan remake dari sebuah film Jepang yang berjudul Jose, The Tiger and The Fish yang dirilis pada tahun 2003.
Dengan efek pencahayaan yang sedikit gloomy dan banyak sisi misterius dari para karakter membuat film ini cukup menarik untuk disaksikan terutama karena film ini juga menampilkan sisi Korea Selatan yang ‘lain’. Sisi suram kehidupan para pemulung ditampilkan secara nyata di film ini. Film ini dapat kamu nikmati di akhir pekan. Tetapi bagi kamu yang belum berusia 17 tahun ke atas sebaiknya tidak menonton film ini karena ada beberapa adegan dewasa.
Cerita yang ditawarkan memiliki alur cerita yang maju namun juga terdapat beberapa alur yang flashback. Sinematografi yang dihadirkan juga secara keseluruhan menarik untuk dinikmati, tone yang agak kelabu juga berhasil mendukung kisah percintaan Young-seok dan Josee. Sinematografer mampu menangkap detail-detail yang menambah kesan dramatis pada film ini. Selain itu musik mellow yang dihadirkan juga mendukung sinematografi dan plot cerita film ini.
Film dengan durasi 1 jam 58 menit ini mungkin bagi sebagian penonton akan cukup membuat sedikit mengantuk tapi kamu tidak perlu khawatir karena pemerannya cukup ekspresif memerankan karakter mereka. Kamu perlu sabar dengan alurnya karena film ini bergenre melodrama.
Di sisi lain kamu akan terbawa suasana dengan kedekatan mereka berdua mulai dari jalan-jalan, nonton di pasar malam, naik permainan roda lingkar, dan banyak adegan manis lainnya. Secara keseluruhan, film ini memang fokus dengan dua sejoli tersebut bahkan aktor pendukung hanya sekadar lewat saja.
Sayangnya ada beberapa karakter tokoh yang sebenarnya bisa dieksplorasi lagi terutama sosok dosen Young-seok yang juga memiliki kedekatan khusus dengan Yeong-seok. Sutradara dan tim produksi seakan-akan mengajak penonton untuk tenggelam dengan keseharian hidup dan perjalanan cinta mereka berdua. Film ini sangat minim konflik dan bisa dibilang tidak memiliki klimaks.
Film ini mengajak kita untuk melihat metamorfosis seorang Josee yang awalnya sangat tertutup namun perlahan-lahan bisa membuka diri untuk bersosialisasi dengan orang lain. Josee mengekspresikan perasaan cinta terhadap Young-seok sebagai cinta pertamanya secara nyata dan adegan ini akan terasa dekat dengan penonton.
Young-seok menjadi karakter yang mampu membantu Josee untuk melampaui pergumulan batinnya. Ia dengan tulus dan begitu peduli serta menyayangi Josee. Walaupun mungkin ada orang yang kecewa pada ending-nya, namun film ini menyadarkan kita bahwa ada banyak orang yang hadir di hidup kita dan mereka datang hanya untuk menyelamatkan kita.
Meskipun tidak akan bersama selamanya, namun kehadiran sosok-sosok tersebut akan membantu kita bertumbuh bahkan membantu kita untuk bangkit dari keterpurukan. Han Ji-min dan Nam Joo-hyuk agaknya cukup berhasil menyampaikan makna film ini. Sutradara Kim Jong-kwan berusaha mengambil pendekatan humanis dan realistis serta membuat film ini terasa dewasa namun juga melankolis.
Film yang telah tayang pada tahun 2020 ini sempat masuk ke dalam nominasi international competition pada ajang Fribourg International Film Festival 2021 dan nominasi best new actor pada ajang (Nam Joo-hyuk) pada ajang Director’s Cut Awards 2022.