Sinopsis: Film Jepang yang rilis pada tahun 2020 ini mengisahkan tentang seorang gadis remaja yang merupakan anggota klub film di sekolahnya. Ia dipanggil dengan sebutan Barefoot. Barefoot memiliki keunikan tersendiri dibanding teman-teman lainnya yang menyukai genre film romansa sedangkan ia sendiri sangat tergila-gila dengan genre film action khususnya film samurai.
the Monkey Times – Baginya film dengan genre romantis adalah film yang sangat tidak menarik perhatiannya. Ia tidak bisa berkata-kata dan merinding saat menonton film yang berhubungan dengan samurai, terutama karya-karya Kurosawa.
Berangkat dari kecintaannya terhadap film bertema samurai Jepang, maka ia berniat untuk membuat film yang berkisah pendekar samurai dan akan ditayangkan di festival film sekolahnya.
Barefoot memiliki dua orang sahabat yang selalu mendukungnya berkarya yaitu Blue Hawaii dan Bito-Ban. Blue Hawaii adalah salah satu anggota dari klub kendo dan Bito-Ban yang merupakan anggota dari klub astronomi.
Pada awalnya Barefoot ragu untuk membuat film dengan tema samurai karena tidak ada orang yang cocok memerankan tokoh sebagai pendekar samurai, namun pada akhirnya ia bertemu dengan Rintaro.
Barefoot berusaha sekeras mungkin agar Rintaro mau untuk memerankan tokoh pendekar samurai. Ia bersikeras jika Rintaro tidak mau maka ia juga tidak akan melanjutkan membuat film. Pada akhirnya Rintaro mau membuat film bersama Barefoot.
Pada proses pembuatan film, Barefoot bersaing dengan Karin yang sudah aman dengan dana produksi film. Karin dan timnya akan membuat film dengan genre romantis.
Barefoot dengan dana produksi yang secukupnya dan dengan peralatan syuting yang seadanya merasa tidak mau kalah demi film samurainya. Ia percaya bahwa teman-temannya akan menjadi kru film yang baik yang bersedia mendukungnya dan membantunya dengan setulus hati.
Menawarkan Kisah Khas Remaja Sekolah
Film ini menampilkan banyak karakter remaja. Di menit-menit pertama film ini mungkin akan meninggalkan kesan bahwa film ini akan cringe dan seperti film-film remaja pada umumnya.
Memang secara jalan cerita, film ini menawarkan premis mengenai persahabatan, cinta, dan mimpi seperti film remaja pada umumnya namun alur cerita mengedepankan proses pendewasaan terutama karena mereka berusaha keras untuk membuat sebuah karya film independen.
Film dengan genre slice of life ini berhasil menunjukkan suka duka tim yang membuat film secara mandiri dan independen. Sebagai film dengan karakter remaja sekolah, film ini dapat kamu nikmati sebagai hiburan di jam luang atau mengisi kekosongan di sela-sela jam istirahat. Film ini ringan dan menarik untuk kamu tonton karena kamu tidak perlu berpikir terlalu dalam.
Film ini mengingatkan kita pada rasa cinta kita di awal mula-mula kita menyukai dan mencintai film, baik kamu yang hanya menjadi penikmat film maupun bagi kamu yang sudah bekerja di bidang seni film. Bagi kamu para pelaku industri di bidang film, agaknya kamu akan sedikit relate dengan kisah remaja sekolah ini.
Mulai dari sedikitnya dana yang didapatkan dari sekolah, usaha mencari dana produksi, mencari tim kru, menggunakan peralatan syuting seadanya, hingga proses syuting yang berulang kali take video karena hanya menggunakan satu kamera dan kamera tersebut adalah kamera handphone.
Seluruh aspek manajemen dan produksi film ditampilkan secara detail. Suka duka mereka selama syuting juga disorot dengan seru. Tim kecil mereka berusaha membuat sebuah karya film indie walaupun terkadang mereka merasa terguncang dan insecure karena tim Karin telah siap secara manajemen dan produksi.
Namun dengan budget seadanya, mereka dapat mengangkat kisah samurai dengan apik yang justru menarik perhatian para penonton film di sekolahnya.
Film yang Ringan dan Menghibur
Film yang disutradarai oleh Soshi Matsumoto ini disorot dengan haru biru serta fun. Kisah persahabatan yang indah serta percintaan remaja yang manis dan murni ini dibalut dengan musim panas yang seru seakan-akan memberi nuansa liburan.
Walaupun ada banyak dialog-dialog dan momen awkward namun penonton tidak akan mudah bosan menonton film ini. Kamu akan ditawarkan visual-visual yang cantik dan hangat seakan-akan kita sedang menonton anime slice of life dengan latar di kota pinggiran Jepang. Visual yang cantik ini semakin diperkuat dengan lagu soundtrack yang memberi nuansa liburan musim panas.
Alur film yang menghibur yang ditulis oleh Soshi Matsumoto dan Naoyuki Miura ini cocok menjadi tontonan semua orang dari berbagai kalangan usia. Kita akan diajak untuk melihat bahwa sebuah ‘karya’ ternyata membutuhkan proses yang berliku.
Ada banyak tantangan yang tidak bisa dianggap mudah yang perlu dilalui. Film ini mengisahkan bahwa seberapa sulitnya jalan yang kita tempuh, jika kita mengerjakannya sesuai passion dan niat tulus maka akan menghasilkan karya yang memuaskan kita dan orang-orang yang akan menikmati karya tersebut.
Mimpi dan Semangat dalam Membuat Karya Film
Film dengan premis yang sederhana ini memiliki perkembangan cerita yang nyaman untuk dinikmati. Kamu tidak perlu khawatir saat berhadapan dengan film ini karena film ini tidak akan menampilkan plot cerita seputar percintaan, sahabat yang berkhianat, atau kisah cinta segitiga ala-ala remaja sekolah.
Barefoot sebagai remaja yang berbakat dan memiliki sifat idealis menunjukkan bahwa seberapa jauh kita menyukai sesuatu hal dan kita memiliki passion di bidang itu maka kita perlu berjuang keras untuk menghasilkan karya.
Kamu akan dibuat tersentuh dengan perjuangan Barefoot yang sungguh gigih dan tidak mengenal lelah untuk memperjuangkan film samurainya. Walaupun ia sempat patah semangat dan patah hati terhadap kecintaannya kepada film, ia berhasil menunjukkan ia mampu bangkit untuk memperjuangkan apa yang ia cintai.
Dengan karakter-karakter dan cerita yang fresh, film ini dibalut dengan cerita humor khas Jepang yang sedikit membuat penonton ngakak namun pesan utamanya tetap tersampaikan dengan baik.
Akan ada plot twist di akhir cerita, walaupun agak sedikit terkesan klise namun film ini mampu menyadarkan para pegiat film perihal eksistensi perfilman genre action khususnya dengan tema samurai yang kini sudah tidak begitu diminati oleh anak muda.
Film ini dipersembahkan kepada para penikmat film dan memberikan pesan bahwa film dengan tema samurai juga dapat meninggalkan kesan tersendiri bagi para penikmat film dan bukan merupakan genre film yang kuno.
Film ini menjadi salah satu film yang ditayangkan di Japanese Film Festival (JFF) secara online pada tahun 2022. Film dengan judul It’s A Summer Film atau dalam bahasa Jepang Summer Film ni Notte ini ditayangkan dalam bahasa Jepang di festival tersebut.
Film yang menjadi salah satu line up dari perhelatan festival film tersebut ditayangkan secara gratis mulai dari tanggal 14 hingga 27 Februari 2022. Film yang diproduksi oleh Pipeline ini masuk ke dalam nominasi Nippon Visions Award dan Nippon Visions Jury Award di acara Nippon Connection Japanese Film Festival tahun 2021.