review film amerika “little women” (2019)

Review Film Amerika “Little Women” (2019)

Film Little Women berhasil meraih prestasi pada ajang National Society of Film Critic Awards, British Academy Film Awards, Critics Choice Movie Awards, dan banyak ajang-ajang film lainnya.

Update:
little women poster
Judul film: Little Women
Tanggal rilis: Greta Gerwig
Sutradara: 7 Februari 2020
★★★★★

Sinopsis: Film ini mengisahkan tentang empat perempuan bersaudara dari keluarga March. Dengan latar belakang pertengahan abad ke-18, keluarga ini tinggal di negara bagian Massachusetts, Amerika Serikat.

the Monkey Times – Empat perempuan kakak beradik ini dimulai dari sang kakak si sulung Meg, Jo, Amy, dan Beth. Mereka tinggal bersama ibunya yang bernama Marmee serta seorang pembantu rumah tangga yaitu Hannah, sementara ayah mereka sedang bertugas di medan perang.

iklan

Keluarga harmonis ini tinggal di rumah yang sederhana dan mereka hidup berkecukupan dan bahkan senang memberi kepada orang yang berkekurangan. 

Meg ditampilkan sebagai sosok perempuan yang senang dengan dunia akting. Ia bercita-cita untuk menjadi aktris terkenal. Jo, adalah perempuan yang sangat mencintai dunia menulis dan mengarang cerita. Suatu hari nanti ia berniat untuk menjadi seorang penulis novel.

Anak ketiga, Amy yang gemar menggambar dan bercita-cita menjadi pelukis sedangkan Beth sangat mahir dalam bermusik khususnya bermain piano. Keluarga mereka pada awalnya digambarkan sebagai keluarga yang bahagia namun seiring mereka bertumbuh menjadi gadis yang dewasa, mereka kerap mendapatkan musibah atau kejadian yang menyedihkan.

Keluarga March memiliki tetangga dengan latar belakang ekonomi yang kaya. Keluarga tersebut memiliki seorang cucu laki-laki yang sangat tampan bernama Laurie.

Kehadiran mereka sebagai tetangga baru keluarga March membuat keempat gadis tersebut mendadak senang memiliki teman baru. Keluarga March dan keluarga Laurie sangat akrab. Saat kedua keluarga mengalami kejadian yang tidak diinginkan, maka mereka saling membantu satu sama lain. 

Di umur mereka yang semakin beranjak dewasa, Jo memutuskan untuk tidak menikah. Baginya perempuan tidaklah harus menikah dan dapat menikmati kebebasan yang abadi. Ia juga skeptis dengan yang namanya cinta.

Pada saat Laurie menyatakan perasaan cinta kepada Jo, Jo justru menolaknya dan memutuskan untuk merantau ke New York. Jo ingin mewujudkan cita-citanya sebagai penulis. Ia bercita-cita untuk mendobrak batasan sosial karena pada saat itu kaum wanita kerap dibelenggu oleh batasan-batasan sosial.

Sementara itu Meg memutuskan untuk menikah dengan laki-laki yang ia cintai yaitu John Brooke yang merupakan seorang guru matematika. Baginya tidak masalah untuk menikah dengan lelaki yang tidak memiliki harta, asalkan ia dapat hidup bahagia dengan pria tersebut. Beth si bungsu tetap tinggal bersama ibunya sedangkan Amy tinggal bersama bibinya dan memutuskan untuk belajar melukis demi mewujudkan cita-citanya. 

Kisah Keluarga yang Menyentuh

Keempat anak dari keluarga March hidup secara terpisah. Masing-masing anak perempuan Marmee harus berjuang demi mencapai cita-cita, baik Meg yang sudah berkeluarga maupun ketiga saudarinya yang belum menikah.

Ada banyak permasalahan yang mereka alami selama mereka jauh dari kampung halaman. Kondisi ekonomi mereka semakin memburuk dan menjual segala yang ada karena sesuatu yang buruk terjadi di keluarga mereka.

Beth, anak terakhir di keluarga tersebut mendapatkan musibah penyakit demam berdarah. Ia tertular demam berdarah dari sebuah keluarga yang ia bantu. Keluarga tersebut hidup sangat berkekurangan dan memiliki banyak anak kecil.

Sepulang mengantarkan makanan, ia demam berkepanjangan. Dengan keterbatasan medis pada zaman itu, ia terpaksa menanggung penyakitnya bertahun-tahun dan akhirnya meninggal.

adegan dalam little women

Tak terkecuali kakak-kakak Beth yang lainnya juga kerap mendapatkan masalah. Jo dan Amy sempat renggang karena di sebuah peristiwa masa kecil. Jo dan Meg pergi menonton sebuah pertunjukan, namun Amy tidak bisa ikut karena ia tidak memiliki undangan.

Amy marah kepada Jo dan membakar semua tulisan Jo. Jo tidak terima dan ia menyimpan dendam kepada Amy. Amy pun merasa bersalah, namun di sisi lain kejadian tersebut membuat mereka cukup renggang. Di saat dewasa, Amy mengetahui bahwa Jo telah menolak cinta Laurie. Namun setelah waktu berjalan cukup panjang, Laurie dekat dengan Amy dan Laurie melamarnya.

Di waktu yang bersamaan, Jo mendadak merindukan Laurie dan meminta Laurie untuk memberikannya satu kesempatan lagi. Akan tetapi saat Jo pulang ke rumah, ia mengetahui bahwa Laurie dan Amy akan menikah. Jo cukup kecewa namun berusaha meredam amarahnya dan mengikhlaskan Laurie bersama adiknya.

Mengandung Perjuangan Feminisme

Film yang disutradarai oleh Greta Gerwig ini mendapatkan banyak pujian karena dapat mengangkat isu-isu perempuan dan mendorong pergerakan aktivis feminisme di era modern ini. Ada banyak kisah yang dihadapi perempuan yang ditampilkan di film ini.

Film Little Women ini banyak berbicara dari sudut pandang perempuan. Isu-isu yang diangkat diolah menjadi sebuah konklusi yang penuh harapan tanpa terlalu mendramatisir. Greta Gerwig mampu membuat film ini menjadi lebih hidup terutama isu perempuan yang ia angkat masih tetap relevan dengan kehidupan modern saat ini.

Sutradara perempuan Amerika Serikat ini mampu mengadaptasi kisah yang bersumber dari novel Little Women karya Louisa May Alcott ini secara halus dan tidak berlebihan.

little women adegan

Bentuk perjuangan feminisme dalam film ini sangat menonjol dalam diri Jo. Ia selalu mempertanyakan mengapa perempuan harus menikah, menjadi seorang istri, dan menjadi seorang ibu. Jo ditampilkan sebagai perempuan yang tidak bergantung kepada laki-laki. Ia menunjukkan bahwa ia juga bisa memiliki pekerjaan yang sebenarnya pekerjaan penulis dominan dilakukan oleh laki-laki.

Walaupun ia kerap mengalami diskriminasi seperti karyanya sering ditolak oleh penerbit atau mendapatkan royalti yang rendah, Jo tetap berjuang untuk menjadi penulis. Joi menunjukkan bahwa perempuan boleh memilih untuk menikah atau tidak. Perempuan boleh menentukan waktu yang tepat untuk jatuh cinta dan menikah.

Perempuan juga bisa memimpin dirinya untuk memiliki masa depan yang sesuai dengan pilihan perempuan itu sendiri. Representasi feminisme dalam film ini menggambarkan fenomena yang terjadi di masyarakat patriarki yang kerap memenjarakan perempuan.

Selain Jo, karakter Mr. Dashwood dalam film ini juga menggambarkan bahwa perempuan bisa hidup dengan mandiri. Perempuan juga dapat sukses dengan usaha sendiri tanpa harus merasa tertekan oleh sosial yang menuntut harus melewati momen pernikahan di dalam hidup. 

Alasan Mengapa Film Ini Menarik untuk Ditonton

Film dengan setting di sekitar wilayah Eropa dan Amerika dengan latar kehidupan 1800-an ini membuat para penonton dapat menikmati kebudayaan masyarakat setempat pada kurun waktu tersebut. Kita juga diajak untuk menikmati visual kostum-kostum yang indah.

Selain kostum, bentuk arsitektur bangunan kuno di film ini juga memanjakan mata. Film ini layak menjadi tontonan kamu di kala weekend dan tidak perlu lagi untuk meragukan kualitasnya karena film ini telah mendapatkan banyak penghargaan.

Film Little Women berhasil meraih prestasi pada ajang National Society of Film Critic Awards, British Academy Film Awards, Critics Choice Movie Awards, dan banyak ajang-ajang film lainnya. Film ini juga dibintangi oleh aktor-aktris papan atas Hollywood mulai dari Saoirse Ronan, Emma Watson, Florence Pugh, hingga Meryl Streep yang tidak perlu diragukan lagi perihal totalitas aktingnya.

Berita Terkini:
krl menunggu penumpang
Bekasi Line: Jadwal dan Rute KRL Tambun Kampung Bandan
angkutan lebaran
Manajemen Operasional Berbasis Trafik akan Diterapkan Pengelola Bandara selama Musim Lebaran 2023
kelapa sawit indonesia
Dorongan OJK untuk Meningkatkan Akses Pendanaan bagi Petani Sawit
kasasi
Kejagung Akan Mengajukan Kasasi terkait Vonis Bebas Tragedi Kanjuruhan
wapres resmikan masjid istiqlal di jepang
Wapres Meresmikan Masjid Istiqlal di Jepang
mobil listrik tesla
Tesla Dikabarkan Akan Buka Kantor di Malaysia
iklan
Artikel Terkait:
review film amerika “little women” (2019)
Review Film Amerika “Little Women” (2019)
review drama korea “twenty five twenty one” (2021) kisah anak muda yang berjuang mencapai cita cita
Review Drama Korea “Twenty Five Twenty One” (2021): Kisah Anak Muda yang Berjuang Mencapai Cita-Cita
review drama korea “extraordinary attorney woo” (2022) pengacara pengidap autis pertama di korea selatan
Review Drama Korea “Extraordinary Attorney Woo” (2022): Pengacara Pengidap Autis Pertama di Korea Selatan
review drama korea “our beloved summer” (2021) kembali berjumpa untuk saling memaafkan dan memulai lembaran baru
Review Drama Korea “Our Beloved Summer” (2021): Kembali Berjumpa untuk Saling Memaafkan dan Memulai Lembaran Baru
review drama korea “our blues” (2022)
Review Drama Korea “Our Blues” (2022)
review drama korea “my liberation notes (2022)”
Review Drama Korea “My Liberation Notes (2022)”
iklan
tmtimes logo 700x140

tmtimes.id, alias the Monkey Times, adalah portal web yang menyediakan artikel inspirasi, pemikiran dan motivasi, rekomendasi terbaik, informasi terkini, seni dan hiburan.

Bagikan artikel ini