Sinopsis: Drama dengan latar belakang tahun 1998 ini menceritakan tentang kisah asmara remaja antara Na Hee Do dan Baek Yi Jin. Di samping kisah asmara tersebut, sebenarnya drama ini berfokus pada hobi dan karir Na Hee Do sebagai atlet anggar.
the Monkey Times – Ia adalah perempuan pemimpi yang mati-matian untuk menggapai impiannya sebagai pemain anggar profesional. Na Hee Do berhasil menjadi atlet anggar medali emas Asian Games berturut-turut.
Di balik keberhasilannya tersebut, ia melewati banyak problem percintaan, keluarga, hingga persahabatan. Ada banyak ketakutan dan keraguan yang menjadi makanan sehari-hari Na Hee Do. Dengan berbagai macam lika-liku yang dihadapi maka perlahan-lahan terjadilah proses pendewasaan yang membentuk jati dirinya.
Na Hee Do tumbuh tanpa kasih sayang orang tua. Ayahnya telah tiada dan ibunya adalah tipe wanita karir yang tidak begitu memedulikan anaknya dan tergila-gila dengan pekerjaannya. Ia menjalani hari-hari dengan mandiri dan kesepian.
Walaupun ia digambarkan sebagai remaja yang ceria tetapi sisi kerapuhannya justru ditampilkan secara detail dalam drama ini. Hingga pada akhirnya ia berkenalan dengan lelaki yang berjarak empat tahun dengan usianya dan menjadi sandaran bagi hidupnya, Baek Yi Jin.
Kisah cinta mereka bersemi di saat terjadinya krisis keuangan akibat IMF (International Monetary Fund) di Korea Selatan. Baek Yi Jin dulunya adalah anak dari keluarga kaya dan ia sedang berada di fase hidup quarter life crisis dan merasa tidak lagi memiliki harapan hidup.
Dengan latar belakang saling sedih dan sedang berjuang melawan takdir hidup, mereka berdua saling mengandalkan dan peduli satu sama lain. Baek Yi Jin adalah seorang wartawan di salah satu televisi yang terkenal di Korea Selatan.
Ia harus bepergian ke sana ke mari untuk mendapatkan data berita. Menjadi tantangan baginya untuk jarang bertemu dengan Na Hee Do. Dari sinilah awal pertengkaran mereka karena jarangnya komunikasi di antara mereka berdua saat Baek Yi Jin bekerja.
Na Hee Do awalnya bercita-cita menjadi rival dari atlet anggar Ko Yu Rim yang sudah terkenal lebih dahulu daripada Na Hee Do. Na Hee Do tidak mendapatkan banyak kesempatan belajar anggar di sekolahnya dan nekat pindah ke sekolah Ko Yu Rim agar ia bisa belajar banyak dengan pelatih di sekolah Ko Yu Rim. Selain itu, ia juga berniat untuk bisa lebih dekat dengan Ko Yu Rim yang ia kagumi.
Perlahan-lahan justru Na Hee Do lebih unggul daripada Ko Yu Rim. Na Hee Do hanya berusaha untuk bertanding secara sehat namun Ko Yu Rim menganggap kehadiran Na Hee Do menghancurkan cita-citanya sebagai atlet anggar unggulan. Ko Yu Rim begitu membenci Na Hee Do.
Perjuangan yang Membuahkan Hasil
Na Hee Do bersedih karena klub anggar di sekolahnya dibubarkan. Sekolahnya terdampak krisis moneter. Ia berjuang habis-habisan hanya untuk masuk ke klub anggar sekolah Ko Yu Rim dan selalu berusaha menggoda calon pelatihnya yaitu coach Yang Chan-Mi. Ia berjanji bahwa ia akan berlatih keras dan bisa mengejar target yang ditentukan oleh coach-nya tersebut.
Na Hee Do dalam drama ini ditampilkan sebagai tokoh yang sangat keras untuk memperjuangkan impiannya. Na Hee Do juga merasa kuat menghadapi Ko Yu Rim yang ternyata adalah sosok yang ketus dan sombong. Ko Yu Rim menganggap skill Na Hee Do masih belum apa-apa dibandingkan dengan skill yang ia miliki.
Ternyata hal ini terjadi karena Ko Yu Rim menyimpan dendam kepada Na Hee Do. Na Hee Do berhasil dan menang melawan Ko Yu Rim saat mereka tanding di masa kecil.
Nasib menyedihkan juga dialami oleh Baek Yi Jin. Dahulu ia terlahir dan dibesarkan di sebuah keluarga kaya raya. Bahkan keluarganya mampu mensponsori Ko Yu Rim untuk berjuang sebagai atlet anggar ternama di Korea Selatan, namun mendadak berhenti karena keluarga Baek Yi Jin mengalami kebangkrutan bisnis. Hidup Yi Jin tidak tentu arah dan ia selalu ditolak saat melamar pekerjaan karena hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA). Ia juga kerap dicaci maki oleh orang-orang yang merasa dirugikan karena bisnis ayahnya.
Yi Jin yang belum memiliki penghasilan tidak bisa membayar hutang ayahnya dan selalu mengutuk dirinya bahwa ia tidak akan pernah merasa bahagia seumur hidupnya.
Sebelum menjadi wartawan, Yi Jin hanyalah pekerja serabutan sebagai pengantar koran dan penjaga toko komik. Ia juga tinggal sendirian di sepetak kamar kecil yang menjadi saksi bisu gelapnya hidup Yi Jin.
Kehidupan Ko Yu Rim juga tidak sekaya yang dipikirkan. Menjadi atlet kebanggaan negara tidak membuat ia merasa berkelimpahan harta. Ia adalah anak tunggal dari sebuah keluarga yang berkecukupan. Terlahir dari keluarga yang kurang mampu membuat atlet Ko Yu Rim harus bekerja keras untuk selalu menang di setiap kompetisi anggar supaya ia mendapatkan penghasilan dari kejuaraan-kejuaraan.
Ia selalu iri dengan teman-temannya yang dengan mudah membeli sepatu baru, sedangkan ia yang merupakan seorang atlet tidak bisa membeli sepatu baru khususnya sepatu untuk latihan anggar.
Drama ini menawarkan kisah sedih yang dialami oleh Na Hee Do, Baek Yi jIn, dan Ko Yu Rim. Ketiga karakter ini ditampilkan dengan sangat berjuang mencapai apa yang mereka impikan. Ada banyak air mata yang jatuh karena kerapuhan yang mereka alami. Ada bentuk yang bertolak belakang yang ditawarkan drama ini.
Meskipun Na Hee Do terlahir di keluarga yang agak berada namun ia selalu merasa kesepian dan bahkan hidup seperti tidak memiliki orang tua sedangkan Ko Yu Rim hidup sangat cukup bahkan kurang namun ia memiliki kedua orangtua yang selalu mendukung dan menyayanginya.
Baik keluarga yang retak atau keluarga yang harmonis, karakter-karakter drama ini tetap mengalami peristiwa buruk yang membuat mereka harus berjuang. Perjuangan mereka juga tidak sia-sia dan menghasilkan buah yang manis.
Potret Masa Muda yang Menikmati Hidup
Walaupun penuh dengan kesedihan dan perjuangan namun drama ini juga menawarkan kisah anak muda yang hangat dan manis. Dengan latar belakang potret anak muda khas 90-an, drama ini juga tetap mengisahkan persahabatan yang penuh dengan chemistry yang lucu dan seru. Pada akhirnya Ko Yu Rim dan Na Hee Do menjadi sahabat dekat dan mereka justru tidak lagi bermusuhan. Mereka memiliki geng yang menjadi ruang aman untuk satu sama lain.
Na Hee Do, Baek Yi Jin, Ko Yu Rim, Moon Ji-woong, dan Ji Seung-wan menjadi sekelompok anak muda yang saling menyayangi satu sama lain. Ko Yu Rim yang awalnya tidak memiliki teman, mendadak hidupnya berwarna karena kehadiran empat orang temannya tersebut. Ada banyak momen seru yang terjadi di kehidupan mereka berlima yang mereka lalui dengan suka dan duka.
Alasan Mengapa Drama Ini Menarik untuk Ditonton
Drama yang disutradarai oleh Jung Ji-hyun ini begitu cermat menjahit setiap adegan sehingga ending drama ini tidak bisa ditebak oleh penonton. Ia mampu menampilkan kisah-kisah realistis dan tidak melulu berakhir bahagia.
Drama yang penuh dengan pesan kehidupan ini layak menjadi tontonan kamu di akhir pekan. Ada banyak spirit-spirit yang dibagikan oleh Na Hee Do yang diperankan oleh Kim Tae Ri, Baek Yi Jin yang diperankan oleh Nam Joo-hyuk, dan Ko Yu Rim yang dimainkan oleh Kim Ji-yeon.
Walaupun plot yang ditampilkan agak terburu-buru dan dikemas dalam 16 episode namun kamu akan menyaksikan drama yang penuh dengan nostalgia, manisnya cinta pertama, dan problematika hidup yang berlalu lalang di kehidupan sehari-hari.