Ringkasan Review: Drama Korea dengan genre slice of life ini memiliki alur yang ringan dan bercerita tentang kisah kehidupan dua orang yang sedang mencari jati diri. Kedua orang tersebut adalah seorang perempuan bernama Lee Yeo Reum dan Ahn Dae Bum.
the Monkey Times – Ahn Dae Bum yang lahir di Desa Angok bertemu dengan Lee Yeo Reum yang muak dengan Seoul dan pindah ke Desa Angok. Drama Korea yang rilis pada tahun 2022 ini menyajikan cerita hangat dan menyentuh hati.
Lee Yeo Reum yang diperankan oleh aktris Kim Seolhyun ini mengalami fase-fase tersulit di dalam hidupnya terutama karena pekerjaan monoton yang ia kerjakan membuat ia stres dan muak dengan rekan serta atasannya yang toxic.
Di samping itu, ia dicampakkan oleh pacarnya dan beberapa saat setelah itu ibunya meninggal dunia karena kecelakaan. Fase berat yang ia alami membuat ia berani resign dari pekerjaannya dan meninggalkan Seoul.
Ia berusaha untuk menyembuhkan segala lukanya dan membahagiakan dirinya di Desa Angok dengan tidak berbuat apa-apa dan menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang ia sukai salah satunya membaca buku di perpustakaan.
Aktor Im Si Wan yang memerankan tokoh Ahn Dae Bum adalah petugas perpustakaan Desa Angok. Sosok pria jenius dan pemalu ini sangat mencintai kampung halamannya tersebut memiliki sikap hangat dan ramah kepada siapa saja.
Namun di balik itu, ia memiliki trauma berat karena saat kecil ia harus mengalami masa-masa sulit karena kakaknya yang meninggal dan ibunya yang bunuh diri. Cerita drama Korea ini diadaptasi dari sebuah webtoon dengan judul yang sama.
Pertemuan Lee Yeo Reum dan Ahn Dae Bum membuat mereka saling menyembuhkan luka satu sama lain. Mereka berdua perlahan-lahan menemukan diri mereka yang sesungguhnya.
Visual Desa yang Cantik
Kisah pencarian jati diri dua manusia muda tersebut semakin dipercantik dengan dukungan visual Desa Angok yang indah yang berada di tepi pantai Korea Selatan. Dengan view langit, hijau pohon, dan ombak laut mampu membuat para penonton tertarik untuk menonton drama ini.
Drama ini seolah-olah mengajak penonton untuk rehat sejenak dari kebisingan kota dan mengajak penonton untuk healing sambil menikmati visual musim panas. Visual drama ini mampu membuat hati para penontonnya menjadi hangat. Lokasi syuting drama ini dilakukan di daerah Gokseong, Namhae, dan lokasi lainnya.
Kisah Romansa yang Mampu Membuat Penonton Senyum Tipis-Tipis
Drama ini berhasil membuat penontonnya senyum-senyum tipis karena hubungan spesial yang dimiliki antara Lee Yeo Reum dan Ahn Dae Bum. Kedua manusia ini ditampilkan dengan karakter introver dan saling canggung antara satu sama lain.
Kisah kasmaran mereka sering ditunjukkan dengan saling pandang satu sama lain dengan tatapan manis dan malu-malu kucing. Mereka berdua juga sering salah tingkah saat mereka saling memberikan perhatian. Hubungan mereka dapat dibilang sebagai hubungan yang tidak begitu romantis, namun cara mereka saling mengasihi begitu natural dan tidak diungkapkan dengan banyak kata-kata.
Berbeda dengan kisah romansa seperti drama Korea lainnya yang biasanya ditampilkan dengan banyak adegan manis, cemburu, atau penuh dengan gombal namun kisah mereka berdua justru membuat para penonton gemas dengan alur kisah romansa mereka, terutama kerap kali mereka mengalami situasi awkward.
Dapat dikatakan hubungan antara mereka adalah hubungan yang ‘healthy relationship’ karena mereka saling menghargai, menyayangi, dan memahami satu sama lain.
Ahn Dae Bum selalu melakukan apa saja untuk membuat Lee Yeo Reum senang. Ia memang tidak banyak mengekspresikan diri lewat kata-kata namun ia berhasil menunjukkan rasa kasihnya dengan love language berbentuk act of service.
Tindakan yang ia lakukan membuat Yeo Reum merasa dihargai dan dicintai sehingga hal ini yang membuat Yeo Reum betah dan nyaman tinggal di Desa Angok. Tokoh Ahn Dae Bum yang diperankan oleh eks anggota ZE:A tersebut dan tokoh Yeo Reum eks anggota idol AOA tersebut berhasil membangun chemistry yang manis.
Tersirat Banyak Pelajaran Hidup
Bagi kamu para pecinta drama slice of life dengan latar belakang pedesaan, maka drama Summer Strike bisa menjadi salah satu list tontonan kamu.
Drama ini agaknya cukup relate dengan kamu para pekerja kantoran yang pergi pagi pulang malam di setiap harinya. Ada banyak konflik dan tantangan yang dihadirkan di drama ini dan tersirat banyak pelajaran hidup yang dapat dipetik.
Selain itu, alur drama ini juga tidak berat dan cocok untuk kamu tonton di waktu luang dan santai atau menontonnya di jam makan siang.
Dengan sinematografi yang apik, drama ini menawarkan alur dengan penuh makna yang tersirat. Tanpa konflik yang meledak-ledak tetapi drama ini mengisahkan keresahan jiwa manusia yang sedang mencari dan membentuk jati dirinya.
Selain itu, drama ini juga mengisahkan kisah permasalahan keluarga, trauma masa lalu, dan persoalan percintaan yang dihadirkan dengan secara natural dan pesannya terasa hingga ke penonton. Memang, konflik yang diangkat terkesan rumit namun kamu tidak akan frustasi dengan jalan ceritanya.
Drama ini dapat mengombang-ambingkan perasaan kamu mulai dari sedih, senang, terharu, gemas dan sekaligus geregetan. Jadi kamu tidak akan menyaksikan alur yang melulu membuat kamu ikutan berpikir rumit.
Total episode drama ini hanya 12 sehingga kamu tidak akan disuguhkan permasalahan yang begitu berat. Lee Yoon-Jung sebagai sutradara mampu mengajak kita untuk menikmati tempo cerita yang lambat.
Alur cerita yang ditulis oleh Joo Young-Hyun ini mampu memberi ruang kepada kita untuk menikmati alur dengan santai dan menyaksikan para karakter yang sedang dalam proses bertumbuh dari episode ke episode berikutnya.
Drama ini menggambarkan tentang kesederhanaan dalam menjalani hidup. Hal ini ditandai dengan quote yang bisa kita ambil dari pernyataan Yeo Reum, “Aku mengalami kemerosotan karena memenuhi standar orang lain.”
Drama ini juga mengajak kita untuk sedikit memerhatikan diri kita sendiri dan tidak terlalu keras kepada diri sendiri. “Aku menukar waktu yang aku miliki dengan mendapatkan gaji. Kini, aku ingin menggunakan waktu untuk diriku sendiri.”
Kalimat ini diucapkan oleh Lee Yeo Reum saat ia berhasil memastikan dirinya untuk segera resign dan meninggalkan tempat kerjanya yang sangat toxic. Akan ada banyak kutipan-kutipan yang sangat relate dengan kamu para pekerja kantoran yang menjalani hidup biasa saja tanpa adanya gairah dan semangat, apalagi bagi kamu yang juga mengalami pengalaman-pengalaman buruk saat menghadapi rekan kerja dan atasan yang toxic.
“Di dunia ini kamu harus berdampingan dengan orang yang kamu suka maupun yang kamu benci. Begitulah adanya dan kamu tidak bisa melakukan apa-apa dengan persoalan itu.”