the Monkey Times – Mereka telah saling mengenal satu sama lain sejak duduk di bangku sekolah dan menghabiskan masa muda bersama-sama. Setelah 20 tahun bersahabat, hubungan mereka semakin kuat dan hangat.
Mereka bertiga fokus terhadap karir mereka masing-masing dan memutuskan untuk belum menikah atau membangun rumah tangga. Di tengah kesibukan pekerjaan, mereka selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama.
Mi Jo bekerja sebagai kepala klinik kecantikan sekaligus menjadi dokter kulit. Chan Yeong berprofesi sebagai guru akting dan memiliki cita-cita sebagai seorang aktris sedangkan Joo Hee adalah seorang manajer toko kosmetik.
Mi Jo berencana untuk meninggalkan Korea Selatan dan pergi ke Amerika Serikat selama satu tahun, namun rencananya gagal karena ia mengetahui bahwa Chan Yeong terkena penyakit kanker pankreas stadium empat.
Belum banyak yang mengetahui penyakit Mi Jo termasuk sahabatnya sendiri Jo Hee dan kedua orang tuanya. Chan Yeong sengaja tidak memberitahukan orang-orang terdekatnya karena ia takut membuat mereka sedih.
Chan Yeong hanya melampiaskan rasa sedihnya kepada pacarnya yang merupakan suami sekaligus ayah orang lain. Kedua sahabat Chan Yeong sebenarnya tidak merestui hubungan mereka karena bagi mereka perselingkuhan tetap bukanlah hal yang benar.
Mi Jo adalah seorang anak adopsi dan begitu disayangi oleh keluarga angkatnya. Di umurnya yang telah dewasa ia tetap penasaran dan berusaha untuk mengetahui siapa ibu kandungnya. Sahabat dan pacarnya membantunya untuk mencari ibu kandungnya.
Saat ia bertemu dengan ibu kandungnya ia merasa kecewa karena ibunya adalah seorang anggota kriminal dan selalu memanfaatkan Mi Jo untuk mendapatkan uang. Mi Jo merasa sedih berkepanjangan namun ia bertahan melalui rasa sedihnya karena ayah dan ibu angkatnya selalu mendukungnya.
Jo Hee terkadang merasa sedih dan kecewa karena ia jarang dilibatkan di setiap permasalahan yang dihadapi oleh Mi Jo dan Chan Yeong. Terkadang ia merasa insecure karena ia berasal dari keluarga yang terbilang sangat berkecukupan secara ekonomi.
Akan tetapi Mi Jo selalu mengatakan bahwa itu hanyalah pikirannya saja karena Mi Jo dan Chan Yeong sangat menyayanginya. Ia sangat marah besar bahwa penyakit Chan Yeong baru ia ketahui setelah sekian lama. Pada akhirnya kemarahannya mereda dan ia fokus terhadap bagaimana harus membuat Chan Yeong bahagia di hari-hari terakhir hidupnya.
Kisah Persahabatan yang Hangat
Mereka bertiga selalu mendukung satu sama lain terutama saat melewati masa-masa sulit. Walaupun latar belakang keluarga dan situasi ekonomi keluarga mereka sangat berbeda, mereka tetap menjalin hubungan persahabatan yang hangat bahkan para ayah dan ibu mereka sudah saling mengenal satu sama lain.
Mereka pun tidak memiliki kecanggungan atau rasa segan untuk menceritakan apa yang mereka rasakan mengenai pekerjaan, keluarga, bahkan percintaan mereka. Drama ini mampu menawarkan kisah persahabatan khusus yang dimiliki oleh ketiga wanita tersebut.
Mereka bersama-sama melewati rasa suka, duka, tertawa, dan menangis bersama. Mereka juga kerap kali melakukan kenakalan yang luar biasa sehingga berulang kali keluar masuk kantor polisi.
Persahabatan yang telah terjalin selama lebih dari 20 tahun ini harus menghadapi kenyataan bahwa mereka bertiga tidak akan selalu bersama. Setelah Jo Hee mengetahui penyakit Chan Yeong, dia selalu berusaha memberikan waktu dan tenaganya untuk selalu berada di dekat Chan Yeong terutama karena ia telah memutuskan untuk resign dari pekerjaannya yang menyebalkan.
Begitu juga dengan Mi Jo yang juga menyempatkan waktu luangnya untuk selalu memperhatikan kesehatan Chan Yeong. Kedua sahabat Chan Yeong tersebut selalu memberikan makanan sehat dan obat serta meminta agar Chan Yeong tidak usah bekerja.
Namun Chan Yeong tetap berkeras untuk melatih para muridnya untuk belajar akting dan ia juga menyempatkan diri untuk syuting film karena cita-citanya sebelum meninggal adalah tampil di sebuah film layar lebar.
Digarap oleh Sutradara dan Penulis Naskah Ternama
Drama ini digarap oleh sutradara Kim Sang-ho yang sebelumnya juga pernah menyutradarai drama Korea pada tahun 2017 dengan judul Age of Youth 2. Kesuksesan drama tersebut membuat drama Thirty Nine tidak perlu diragukan.
Naskah drama ini ditulis oleh Yoo Young-Ah. Penulis Yoo Young-Ah telah dikenal sebagai penulis film sekaligus drama di Korea Selatan yang cukup sukses mulai dari film Miracle in Cell No. 7 (2013), Kim Ji-young: Born 1982 (2019), Wedding Dress (2010), serta drama Encounter (2018), dan masih banyak lagi.
Pada awalnya penulis ini memutuskan untuk membuat film Thirty-Nine, namun ia berubah pikiran dan mengubah naskah tersebut menjadi naskah drama dengan total 12 episode.
Selain digarap oleh sutradara dan penulis naskah yang terkenal, kesuksesan drama ini juga didukung oleh para aktor dan aktris mereka yang tidak membosankan. Selain Son Ye-jin, Jeon Mi-do, dan Kim Ji-hyun sebagai pemeran utamanya, drama ini juga menghadirkan Yeon Woo-jin sebagai Kim Seon-u, Lee Tae-hwan sebagai Park Hyun-jun, Lee Moo-saeng sebagai Kim Jin-seok, dan Ahn So-hee sebagai Kim So-won.
Alasan Mengapa Drama Thirty-Nine Begitu Memikat
Kolaborasi ketiga aktris ternama dalam drama Thirty-Nine ini dapat menjadi asupan yang tepat bagi para penikmat drama Korea dengan genre romansa dan persahabatan. Mereka bertiga berhasil menyuguhkan chemistry yang solid dan hangat namun juga tidak berlebihan.
Memang drama Korea pada umumnya sering menyuguhkan kisah-kisah persahabatan tetapi drama yang satu ini tidak menghadirkan kisah-kisah yang klise tetapi menghadirkan pengalaman-pengalaman yang realistis.
Walaupun di awal episode banyak penonton yang tidak sepakat dengan kisah perselingkuhan antara Chan Yeong dan pacarnya, namun pada akhirnya drama ini menunjukkan kedewasaan para tokohnya menghadapi hubungan perselingkuhan tersebut.
Drama ini juga menawarkan pengalaman manusia yang berumur 39 tahun dalam memaknai apa arti kematian serta proses meninggalkan dan ditinggalkan. Drama ini mengingatkan kita bahwa kita sebaiknya harus selalu siap karena di dalam hidup akan ada selalu yang datang dan pergi termasuk orang-orang yang kita sayangi.
Selain itu drama ini juga mengajarkan bagaimana sikap ikhlas terhadap apa pun yang akan pergi pada waktunya. Hal ini dibuktikan dari adegan orang tua Chan Yeong yang mengikhlaskan anaknya untuk menghabiskan sisa umurnya bersama teman-temannya.
Walaupun pada awalnya kedua orang tua tersebut sedih, mereka tetap bisa ikhlas demi kebahagiaan anaknya yang memilih untuk tidak tinggal bersama mereka di saat-saat terakhir.
Tidak ada yang begitu menonjol di dalam drama ini, para aktor dan aktris memerankan karakternya dengan porsi yang cukup dan pas. Drama yang sarat akan makna kehidupan ini bisa menjadi salah satu tontonan kamu di akhir pekan, namun kamu perlu mempersiapkan diri karena drama ini dapat mengombang-ambingkan emosional kamu.
Drama dengan genre slice of life ini memang berakhir dengan kisah yang menyedihkan namun di balik itu kehidupan karakter tetap terus berlanjut menghadapi realita dan sesekali hidup di dalam kenangan yang indah.