Ada yang bilang kalau kaum milenial itu susah punya tabungan dan cenderung lebih boros dibanding generasi orang tuanya. Penilaian seperti ini memang tidak lepas dari realita di lapangan.
Karena dimanjakan oleh zaman, tidak sedikit kaum milenial yang terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Padahal kalau mau belajar tips mengelola keuangan, gaya hidup konsumtif bisa dihindari dan pada gilirannya hidup akan lebih seimbang dari segi materi.
Borosnya kaum milenial ini kebanyakan lahir dari gaya hidup yang kurang pas. Ibarat kata pepatah, sikap boros justru menjerumuskan kaum milenial pada jebakan pengeluaran yang lebih besar ketimbang pemasukan.
Lalu di zaman sekarang kita juga bisa melihat fenomena dimana meminjam uang jadi sesuatu yang mudah dilakukan – berkat menjamurnya platform pinjaman daring.
Suka atau tidak, kemudahan mengambil pinjaman di zaman sekarang turut andil sebagai faktor yang membuat seseorang melakukan pemborosan. Berikut beberapa pemborosan yang kerap dilakukan kaum milenial.
- Belanja secara Kredit
- Beli Makanan Siap Saji Alih-Alih Masak Sendiri
- Doyan Nongkrong di Kafe
- Traveling secara Berlebihan
- Tidak Mencatat Pengeluaran
Menghindari pemborosan
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan belanja secara kredit. Masalahnya adalah kalau barang yang dibeli sebenarnya kurang penting. Kalau sudah jadi kebiasaan, gaya belanja yang kurang sehat seperti ini justru semakin menyulitkan kondisi keuangan.
Kalau kamu punya masalah dengan gaya belanja yang kurang sehat, ada satu tips keuangan milenial yang bisa kamu praktikkan. Pertama: mulailah dengan memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
Sederhananya, tidak semua barang yang kita inginkan memang benar-benar kita butuhkan. Karena itu selektiflah ketika timbul keinginan membeli sesuatu. Tanya kepada diri sendiri, apakah kita benar-benar membutuhkannya atau tidak.
Ambil contoh ketika kita membeli makanan lewat layanan daring, misalnya.
Sekarang beli makanan sudah semakin gampang. Apalagi ada aplikasi pesan antar yang tidak jarang menawarkan promo-promo potongan harga atau cashback.
Kemudahan seperti ini membuat banyak kaum milenial yang lebih memilih beli makanan siap saji. Padahal kalau mau masak sendiri, pengeluaran bisa banget ditekan.
Satu tips keuangan milenial yang bisa kamu terapkan di sini adalah mulai masak makanan sendiri. Cari saja menu masakan yang simpel. Sekarang juga sudah banyak aplikasi resep masakan.
Apa ada dari kamu yang suka nongkrong di kafe? Kalau iya, seberapa sering? Mengingat harga minuman dan makanan di kafe yang lumayan mahal, kebiasaan seperti ini jelas bisa menguras isi kantongmu lebih cepat.
Mulai mengontrol pengeluaran
Mulailah mengontrol diri sendiri. Ini adalah tips sederhana terkait dengan literasi keuangan dan pasti bisa dilakukan siapa saja. Dengan menahan diri menghamburkan uang di alokasi yang tidak semestinya, secara otomatis kamu bisa mengontrol budget harian maupun bulanan dengan cara yang lebih efektif.
Kita ambil contoh kecil, misalnya nongkrong di kafe.
Batasi intensitas nongkrong di kafe dan ganti dengan beli kopi dan membuatnya sendiri. Tips keuangan milenial yang satu ini bisa membantumu menghemat uang yang tidak sedikit.
Orang jelas butuh liburan. Tapi kalau sampai berlebihan, efeknya justru pemborosan. Tidak sedikit kaum milenial yang doyan traveling ke tempat-tempat yang jauh dan belanja oleh-oleh mahal. Padahal kalau uang itu ditabung, hasilnya bisa banget buat investasi.
Lalu yang tidak kalah penting untuk dilakukan adalah mencatat pengeluaran. Tanpa itu kamu akan kesulitan melacak ke mana penghasilanmu melayang. Dan pada gilirannya membatasi pengeluaran jadi semakin susah dilakukan.
Ada satu tips keuangan milenial yang cocok untuk situasi seperti ini. Kalau kamu malas mencatat di buku keuangan, aplikasi keuangan kini juga sudah banyak. Kamu bisa pakai itu untuk mencatat pengeluaranmu.
Sifat boros itu lahir dari kebiasaan yang berkembang jadi gaya hidup. Jadi kalau mau mengatasinya, kamu harus mengubah kebiasaanmu terlebih dahulu. Terapkan tips keuangan milenial dan konsisten dengan itu.
Daripada buang-buang uang untuk hal-hal konsumtif yang lahir dari keinginan, kamu bisa mengalihkan uangmu ke instrumen investasi yang benar-benar dibutuhkan.