the Monkey Times – Pernah nyoba bawa mobil yang nggak ada fitur power steering sama sekali? Bisa dipastikan kamu bakal gampang kelelahan, apalagi kalau situasi memaksa kamu untuk putar balik. Batang setir bakal terasa berat ketika diputar.
Gambaran seperti itu lumrah kita temukan 50 tahun lalu, ketika sebagian besar mobil belum dilengkapi fitur power steering.
Tapi sekarang rasanya nggak ada mobil yang diproduksi tanpa power steering, termasuk mobil-mobil yang diproduksi di Indonesia.
Dan yang sebaiknya kita pahami, jenis power steering ada dua macam, yakni Electric Power Steering (EPS) dan power steering hidrolik.
Kita kenali perbedaan antara keduanya yuk:
- Electric Power Steering
Jenis ini bekerja dengan cara elektrik, alias menggantungkan diri pada kinerja motor listrik. Sederhananya, power steering jenis elektrik tidak akan bekerja dengan baik kalau tidak ada motor listrik.
- Power steering hidrolik
Jenis satu ini bekerja dengan bantuan mesin hidrolik dan pompa. Meski kelihatannya beda dengan power steering jenis elektrik, namun keduanya punya prinsip kerja yang mirip.
Dua jenis power steering yang disebut di atas sama-sama menggerakkan torak, alias bagian dari power cylinder. Nah, baik yang hidrolik maupun elektrik kemudian akan memberi tenaga ekstra ke dua komponen lain, yakni rack dan pinion.
Karena berbeda dari segi cara kerja – meski prinsipnya sama, biasanya power steering jenis hidrolik memerlukan perawatan yang lebih intens.
Power steering hidrolik memerlukan bantuan oli supaya bisa bekerja dengan baik. Nah, pemilik kendaraan dengan power steering jenis itu sebaiknya rajin mengganti oli power steering secara berkala.
Beda dengan power steering jenis elektrik yang memang bekerja memanfaatkan tenaga dari motor listrik. Pemilik mobil tidak perlu mengganti oli apapun.