the Monkey Times – Tujuan menikah bagi sebagian orang adalah ingin mempunyai anak. Tapi, belakangan ini ada topik hangat tentang childfree.
Gaya hidup ini menimbulkan banyak pro dan kontra di kalangan masyarakat. Nah, untuk mengenal lebih dalam dengan konsep childfree ini, yuk simak pembahasannya berikut ini.
Mengenal Konsep Childfree
Apa sebenarnya childfree? Konsep hidup yang satu ini adalah menikah tapi memutuskan untuk tidak mempunyai anak.
Pasti sebagian dari kamu akan bingung, kenapa ada konsep pernikahan seperti ini. Pada kenyataannya konsep childfree sudah berjalan dalam waktu lama dan terjadi di berbagai negara.
Keputusan menjalankan childfree ini juga bukan tanpa alasan. Banyak sekali pasangan, khususnya wanita yang memiliki pertimbangan masuk akal kenapa mereka tidak ingin mempunyai anak ketika menjalani pernikahan.
Sedangkan untuk di Indonesia, konsep ini dianggap menyalahi norma agama serta budaya.
Adanya perbedaan pandangan tersebut sebenarnya hal wajar. Karena memang keputusan tidak memiliki anak ini tidaklah biasa. Tapi, kembali lagi bahwa gaya hidup ini adalah pilihan pribadi.
Bagi mereka yang menjalani gaya hidup ini mengatakan bahwa mereka baik-baik saja menikah tanpa adanya anak. Karena kehidupan pernikahan yang dijalani juga sudah membahagiakan untuk mereka.
Alasan Menjalani Konsep Childfree
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa keputusan menjalani gaya hidup childfree ada alasannya, seperti berikut ini:
- Permasalahan ekonomi
Bagi pasangan yang menjalani gaya hidup ini, permasalahan ekonomi adalah alasan yang mereka utarakan. Membesarkan seorang anak tidaklah mudah dan membutuhkan biaya yang besar.
Biaya ini tidak hanya urusan kebutuhan pokok saja, tapi juga pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Ada ketakutan tidak bisa memberikan kebutuhan-kebutuhan tersebut untuk sang anak.
- Dampak lingkungan
Kamu pasti menyadari bahwa banyak permasalahan terkait bumi, mulai dari over populasi, perubahan iklim, pemanasan global dan lain sebagainya. Belum lagi dengan tingkat kriminalitas yang terbilang tinggi saat ini.
Bagi mereka yang menjalani childfree memiliki pemikiran bahwa mereka tidak ingin sang anak mengalami situasi lingkungan sekarang ini.
Banyak yang menganggap alasan yang satu ini sangatlah tidak masuk akal. Tapi, kenyataannya dunia sedang sekarang juga tidak bisa dibantah. Mereka percaya bahwa dengan menjalani childfree akan ada perubahan di bumi.
- Merasa tidak memiliki kemampuan sebagai orang tua
Kekhawatiran pasangan yang menganut childfree ini adalah ketidakpantasan diri menjadi seorang orang tua.
Bukan hanya dari finansial saja, mereka juga merasa khawatir bahwa mereka tidak dapat melindungi anak. Tidak dapat menjadi orang tua yang baik untuk tumbuh kembang sang anak.
- Hidup dengan pasangan sudah lebih dari cukup
Menikah dan hidup dengan orang yang dicintai adalah hal yang lebih dari cukup untuk para pasangan yang menganut childfree.
Mereka merasa bahwa bersama pasangan, hidup sudah bahagia. Pasangan yang menjalani gaya hidup ini merasa sudah puas satu sama lain dan hanya ingin menghabiskan waktu berdua saja selamanya.
- Faktor kesehatan
Keputusan untuk childfree ini juga diambil bila salah satu dari pasangan mengalami masalah kesehatan.
Banyak faktor kesehatan yang menyebabkan seseorang tidak bisa mempunyai anak. Walau ada jalan untuk bisa mengadopsi anak, tapi opsi tersebut tidak dipilih karena mereka memiliki keyakinan tidak punya anak juga tidak masalah. Selama mereka bisa hidup bahagia dengan pasangan.
- Trauma
Alasan lain kenapa pasangan lebih memilih childfree adalah karena ada trauma ketika masih berusia anak-anak.
Trauma ini mendorong mereka untuk tidak memiliki anak ketika menikah. Karena tidak ingin anak merasakan trauma yang sama dengan apa yang dialami sebelumnya oleh mereka.
- Melihat lingkungan sekitar
Mereka yang memutuskan untuk menjalani gaya hidup ini juga terpengaruh dari lingkungan sekitar.
Biasanya mereka melihat bukti yang jelas bahwa mengurus anak sangatlah sulit. Semisalnya adalah ketika ada orang tua yang dua-duanya bekerja, lalu anak terpaksa harus dititipkan.
Fenomena ini membuat mereka merasa bahwa anak tidak pantas mendapatkan kondisi tersebut. Akhirnya pun keputusan childfree ini diambil agar mereka tidak menyebabkan anak harus diasuh oleh orang lain.
- Lebih memilih karir
Banyak orang yang tidak bisa melepas karir yang mereka cintai. Mereka yang terlalu sibuk dengan pekerjaan tidak ingin terganggu dengan jadwal mengurus anak. Beberapa juga merasa bahwa anak adalah penghalang untuk mencapai jalan karir yang ingin mereka dapatkan.
- Bebas berpergian
Mungkin bagi sebagian orang, bepergian bersama anak adalah kebahagian. Tapi, bagi pasangan yang tidak ingin mempunyai anak tentu berbeda. Mereka lebih memilih untuk bepergian berdua saja dengan pasangan. Sehingga quality time bisa terus dijalankan bersama-sama.
- Sudah cukup mencintai dan dicintai
Bagi mereka yang menjalani childfree juga merasa bahwa sudah cukup merasakan dicintai dan mencintai.
Rasa cinta yang mereka berikan dan dapatkan ini bukan hanya dari pasangan. Tapi juga dari keluarga masing-masing. Penganut childfree juga lebih memilih untuk memberikan rasa cinta kepada keponakan atau anak-anak lain.
Childfree mungkin menjadi konsep kehidupan yang masih asing bagi banyak orang. Tapi, bukan berarti yang mereka jalani adalah keburukan. Jadi, kita sebaiknya hormati keputusan orang yang menjalani gaya hidup ini. Karena mereka juga menjalani hidup tersebut dengan rasa bahagia.