the Monkey Times – Susi Susanti lahir dengan nama lengkap Lucia Francisca Susi Susanti adalah seorang atlet bulu tangkis Indonesia yang pernah mengukir prestasi mengagumkan di kancah internasional.
Perempuan kelahiran Tasikmalaya pada 11 Februari 1971 ini berhasil menyabet medali emas Olimpiade Barcelona 1992 cabor bulu tangkis tunggal putri.
Untuk mengenal lebih dekat, mari kita bahas profil Susi Susanti, sang legenda bulu tangkis Indonesia yang mengharumkan nama bangsa.
Digembleng Sejak Kecil oleh Ayah
Susi lahir dari keluarga di mana darah atlet mengalir di tubuh mereka. Orang tua Susi Susanti adalah pasangan atlet bulu tangkis. Ayahnya, Richard Haditono, adalah juara bulu tangkis di Jawa Tengah. Sedangkan ibunya, Benawati, tercatat pernah memegang gelar juara bulu tangkis se-Tasikmalaya.
Dari Richard dan Benawati lahir Susi Susanti, anak kedua dari tiga bersaudara. Sama seperti kebanyakan orang tua lain yang kerap menaruh harapan pada buah hati mereka, baik Richard maupun Benawati sama-sama ingin anaknya meneruskan jejak mereka sebagai atlet bulu tangkis.
Walhasil, Susi dididik sebagai atlet sejak kecil. Saking kerasnya latihan yang dilakukan setiap hari, Susi jarang merasakan hari santai. “Karena itu, saya kuper, kurang pergaulan,” kata Susi1Pusat Data dan Analisa Tempo. Susi Susanti – Alan Budi Kusuma, dan Kejayaan Thomas Uber Indonesia (Tempo Publishing, 2019), hlm. 12.
Susi memulai karir pertama sebagai atlet ketika bermain di PB Tunas Tasikmalaya yang merupakan klub milik pamannya.
Setelah 7 tahun berlatih, ia berhasil menjadi pemenang dalam pertandingan bulu tangkis tingkat junior.
Ketika menginjak kelas 2 SMP atau tepatnya pada tahun 1985, Susi memutuskan untuk lebih serius menjalani dunia bulu tangkis dengan pindah ke Jakarta.
Selama di Jakarta, Susi bersekolah dan tinggal di asrama khusus atlet. Lingkar pertemanannya pun semakin terbatas, apalagi padatnya jadwal latihan membuat Susi lebih memilih untuk beristirahat daripada jalan-jalan.
Mulai dari hari Senin sampai Jumat, latihan akan dimulai dari pukul 7 pagi sampai 11 siang. Setelah beristirahat, latihan akan dilanjutkan kembali pada pukul 3 sore sampai dengan 7 malam. Kehidupan seorang atlet memang sangat ketat, mulai dari pakaian, makanan, jam tidur semuanya diatur.
Profil Susi Susanti sebagai Legenda Bulutangkis Indonesia
Pada tahun 1989, Susi sudah berhasil memenangkan kejuaran Indonesia Open. Berkat kerja keras, ketekunan, dan kegigihannya, ia berhasil menjadi penyumbang gelar pertama gelar untuk tim Indonesia di Piala Sudirman.
Sampai saat ini masih belum ada atlet yang berhasil seperti Susi Susanti di ajang tersebut.
Dalam lintasan sejarah bulu tangkis Indonesia, prestasi Susi Susanti terbilang cemerlang. Selama karirnya dia pernah menjuarai All England 4 kali pada tahun 1990, 1991, 1993, dan 1994. Namanya kemudian mulai dikenal masyarakat luas sebagai salah satu atlet bulu tangkis terbaik Indonesia.
Puncak karir Susi kemudian terjadi pada tahun 1992 ketika ia membawa pulang medali emas Olimpiade Barcelona 1992 cabang tunggal putri.
Menariknya, Alan Budikusuma yang sekarang menjadi suaminya juga berhasil menjuarai bulu tangkis tunggal putra.
Kemudian pada tahun 1994, ia kembali meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta, Amerika Serikat.
Sepanjang karirnya, Susi sudah menyabet puluhan gelar seri Grand Prix. Dalam dunia bulu tangkis, ia dikenal sebagai pemain yang dapat mengendalikan emosi dan tenang selama bertanding.
Kemampuan inilah yang membuatnya lebih unggul dari lawan. Para pendukung juga yakin ia akan berhasil karena semangat pantang menyerah yang dimiliki Susi Susanti.
Gantung Raket di Usia Muda
Susi memutuskan pensiun pada usia muda, tepatnya setelah menikah dengan Alan Budikusuma.
Ia dan Alan memulai kehidupan dari nol lagi, karena dulu kesejahteraan para mantan atlet masih kurang diperhatikan oleh pemerintah.
Ia mengaku tidak mengizinkan anak-anaknya untuk menjadi atlet bulu tangkis maupun cabang olahraga lainnya karena menilai pemerintah tidak akan menjamin nasib atlet yang sudah pensiun.
Setelah gantung raket, Susi membuka toko pakaian di ITC Mega Grosir Cempaka Mas.
Pakain yang ia jual sebagian berasal dari produk lokal dan sisanya diambil dari Korea, Hongkong dan China.
Usaha ini dikembangkannya dengan baik. Susi dan Alan memiliki 3 orang anak yang dinamai dengan Sebastinus Frederic, Albertus Edward, dan Laurencia Averina.
Selain membuka toko, Susi dan Alan bersama-sama mendirikan pusat pelatihan bulu tangkis di Kelapa Gading dengan nama Olympic Badminton Hall.
Sampai sekarang Susi masih rutin bermain bulu tangkis untuk menjaga kondisi tubuhnya, minimal dua kali seminggu.
Prestasi Susi Susanti dan Penghargaan yang Pernah Diraih
Setelah reformasi 1997/1998, atau tepatnya pada 1999, Susi memutuskan untuk menggantung raketnya setelah meraih 58 gelar juara sepanjang karirnya yang gemilang.
Menurut catatan Sam Setyautama & Suma Mihardja dalam bukunya yang berjudul Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia, acara pelepasan Susi diselenggarakan oleh PBSI di Istora Senayan pada 30 Oktober 19992Sam Setyautama & Suma Mihardja. Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia (KPG & Chen Xingchu Foundation, 2008), hlm. 295.
Waktu itu, tulis Sam dan Suma, acara pelepasan Susi dihadiri 2,500 penonton dan tercatat sebagai acara pertama yang pernah diadakan PBSI. Di situ Susi menerima penghargaan berupa emas seberat 25 gram.
Di luar emas seberat 25 gram yang diberikan PBSI, Susi dikenang sebagai legenda bulu tangkis. Namanya selalu disebut-sebut setiap kali helatan kejuaraan bulu tangkis digelar dan dipertontonkan di setiap stasiun televisi di Indonesia.
Dan secara individual, Susi pun pernah menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama pada tahun 1992 dan The Badminton Hall of Fame pada tahun 2004. Namanya sebagai legenda atlet bulu tangkis terus dikenang hingga sekarang.
Catatan redaksi: Artikel ini disunting ulang pada 4 Oktober 2022, guna menambahkan informasi dan sumber referensi yang digunakan untuk penulisan.
Sebagai salah satu atlet bulutangkis terbaik Indonesia sepanjang masa, berikut beberapa prestasi yang diraih oleh Susi Susanti:
- Juara Dunia Tunggal Putri Pertama Indonesia (1993)
- Juara Olimpiade Tunggal Putri Pertama Indonesia (1992)
- Juara Dunia Ganda Putri (bersama Liliyana Natsir) (1997)
- Juara Kejuaraan Dunia Junior Tunggal Putri (1989)
- Juara All England Tunggal Putri (1990, 1991, 1993)
- Juara Denmark Terbuka Tunggal Putri (1990, 1991, 1992)
- Juara Jepang Terbuka Tunggal Putri (1991, 1992, 1994)
- Juara Prancis Terbuka Tunggal Putri (1992, 1993)
- Juara Indonesia Terbuka Tunggal Putri (1990, 1991, 1993, 1994)
- Juara Malaysia Terbuka Tunggal Putri (1992, 1993)
Sumber Bacaan:
- 1Pusat Data dan Analisa Tempo. Susi Susanti – Alan Budi Kusuma, dan Kejayaan Thomas Uber Indonesia (Tempo Publishing, 2019), hlm. 12
- 2Sam Setyautama & Suma Mihardja. Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia (KPG & Chen Xingchu Foundation, 2008), hlm. 295