the Monkey Times – Kalau mau menyebut daftar negara dengan garis pantai yang sangat panjang, mau tidak mau orang harus menyebut Indonesia. Dengan garis pantai membentang sejauh 54.716 km, Indonesia ada di urutan kedua dalam daftar negara dengan garis pantai terpanjang.
Konsekuensinya ada pada ekosistem garis pantai di Indonesia yang jadi benteng pertahanan penting, terutama dalam kaitannya dengan mitigasi bencana.
Fakta tersebut sempat disinggung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang menjelaskan betapa pentingnya kawasan garis pantai selatan Pulau Jawa, terutama dalam fungsinya untuk mitigasi potensi bencana tsunami.
Pelaksana Tugas Direktur Pemetaan dan Risiko Bencana BNPB, Abdul Muhari, mengungkap fungsi vital pembatas ekosistem, seperti vegetasi tanaman kuat yang hidup di sepanjang garis pantai, yang dinilainya mampu mereduksi gelombang tsunami.
Argumen tersebut didasarkan pada penelitan Muhari setelah bencana alam tsunami Pangandaran 2006 silam. Menurutnya, walau ekosistem garis pantai di sekitar Pangandaran banyak yang rusak karena terhantam gelombang tsunami, namun energi gelombang diyakini melemah.
“Meski sebagian besar pohonnya hancur, tapi di belakang pohon itu energi gelombangnya sudah tereduksi. Ini yang perlu kita perhatikan sehingga keseimbangan ekosistem di sekeliling kita itu sangat penting untuk mitigasi bencana,” kata Muhari seperti dikutip the Monkey Times (Sabtu, 5/12/2020) dari situsweb BNPB.
Berbagai unit ekosistem garis pantai
Mengutip the Environmental Literacy Council, ekosistem garis pantai merupakan kawasan yang merujuk pada sekian jenis struktur area, termasuk di dalamnya teluk, muara, lahan basah, hutan bakau dan rawa asin. Seluruh bagian struktur itulah yang kemudian jadi rumah bagi banyak spesies tanaman dan hewan laut.
Lalu yang namanya ekosistem pasti terdiri dari berbagai macam varian. Tapi yang penting digarisbawahi adalah komponen yang membentuk ekosistem garis pantai, yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik.
Menurut Deep Ocean Facts, keduanya bisa dijabarkan dengan cara berikut:
- Komponen abiotik
Komponen abiotik adalah komponen benda mati yang bisa kita temukan di sebuah ekosistem. Komponen ini antara lain pasir, tanah, suhu, udara, kelembaban, batuan, dan juga sinar matahari. Walau digolongkan sebagai benda mati, namun keberadaan komponen abiotik ikut menopang kelangsungan hidup tumbuhan maupun hewan yang menempati ekosistem garis pantai.
- Komponen biotik
Di sisi lain, komponen biotik adalah makhluk hidup yang mendiami daerah garis pantai. Makanya di wilayah pesisir biasanya kita mudah menemukan alga, bakau, anemon laut, udang, kepiting, ikan, serta tumbuhan dan berbagai jenis hewan lain.
Lebih jauh lagi, ekosistem garis pantai terbilang unik karena biasanya menandai area pertemuan antara ekosisem kehidupan darat dan ekosistem kehidupan laut. Saking uniknya, jenis ekosistem satu ini memiliki beragam satuan unit yang hanya bisa ditemukan ketika kita mengunjungi daerah tersebut.
- Ekosistem tempat hidup terumbu karang.
- Pepohonan yang hidup di kawasan hutan mangrove.
- Ekosistem tempat hidup rumput laut.
- Ekosistem pantai berpasir.
- Ekosistem pantai berbatu.
- Ekosistem sungai atau muara.
Diatas ada enam satuan unit yang terdapat dalam satu kesatuan ekosistem garis pantai. Dan diantara keenamnya, ada tiga unit yang dianggap paling penting bagi kelangsungan makhluk hidup yang mendiami kawasan tersebut: ekosistem rumput laut, hutan mangrove, dan terumbu karang.
Sebuah kawasan garis pantai bisa dibilang sehat ketika kawasan hutan bakaunya paling tidak mencakup 30% dari total luas area. Dengan fungsinya yang terbilang besar, yakni untuk menahan ombak laut yang menyebabkan erosi, tidak heran bila keberadaan kawasan bakau seharusnya tidak boleh diganggu, apalagi sampai dihilangkan – dengan alasan apapun.