the Monkey Times – Pengenalan majas sudah diberikan saat masih sekolah. Ada banyak sekali jenis majas yang diajarkan, termasuk majas alegori. Jenis majas ini, kerap kali digunakan dalam penulisan dan percakapan Bahasa Indonesia. Majas biasanya adalah sebuah kalimat kiasan yang menggambarkan arti lain.
Pengertian Majas Alegori Adalah
Majas alegori masuk dalam kategori majas perbandingan. Dimana dalam majas ini akan membandingkan dua hal dan dijadikan satu menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan. Adapun beberapa pengertian majas alegori ini.
Dalam KBBI Daring versi Kemendikbud, majas alegori ialah cerita yang dipakai sebagai lambang (ibarat atau kias) peri kehidupan manusia yang sebenarnya untuk mendidik (terutama moral) atau menerangkan sesuatu (gagasan, cita-cita, atau nilai kehidupan, seperti kebijakan, kesetiaan, dan kejujuran).
Lalu di PUEBI juga diterangkan tentang majas alegori yang merupakan kalimat perbandingan yang berkaitan satu lain.
Sedangkan menurut Ulin Nuha Masruchin, dalam Buku Pintar Majas, Pantun dan Puisi, majas alegori ialah gaya bahasa yang menyatakan perihal dengan menggunakan kiasan atau penggambaran. Majas alegori biasanya mengandung simbol-simbol bermuatan moral.
Lalu di buku Ultralengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Nur Indah Sholikhati, majas alegori merupakan sebuah gaya bahasa yang menggunakan penggambaran atau kiasan berupa sifat, lambang atau lainnya dengan atau tanpa adanya penjelasan dari makna yang sesungguhnya.
Dari semua pengertian yang disampaikan tersebut, maka sudah dapat kita simpulkan kembali bahwa majas alegori adalah gaya bahasa yang berupa gambaran atau kiasan dengan simbol, sifat atau lambang. Bisa tanpa penjelasan atau tidak dan mengandung muatan moral.
Dalam satu kalimat yang mengandung majas alegori, terdapat dua perbandingan dan mempunyai arti yang mendidik. Biasanya antara satu pembanding dengan pembanding lainnya, tidak dapat dipisah. Akan diartikan dalam satu kesatuan dan menghasilkan pesan moral.
Ciri-ciri dari Majas Alegori
Dalam majas alegori terdapat beberapa ciri yang harus ada, yaitu sebagai berikut:
- Penggunaan retorika
Dalam majas alegori, gaya bahasa merujuk pada penggunaan retorika. Pengertian dari retorika adalah keterampilan dalam berbahasa efektif atau seni dalam berbahasa untuk mengarang atau seni berpidato. Pada prakteknya retorika kerap digunakan dalam isi pidato atau berbicara di depan banyak orang untuk memberikan motivasi.
- Menggunakan gambaran
Seperti dalam pengertiannya, majas alegori menggunakan sebuah gambaran atau kiasan dalam menjelaskan sebuah hal atau cerita.
- Cukup kompleks
Majas alegori yang memiliki sebuah cerita atau sebuah uraian, biasanya mempunyai gaya bahasa atau kalimat yang terbilang lebih kompleks.
Dari ketiga ciri tersebut, maka tidak heran jika majas ini sering digunakan dalam karya novel fiksi atau cerpen. Karena memang majas ini mempunyai gaya bahasa yang sangat indah, sehingga akan memberikan daya tarik sendiri kepada pembaca.
Contoh Penggunaan Majas Alegori
Dalam penulisan Bahasa Indonesia, penggunaan majas alegori cukup sering ditemukan. Sudah disinggung sebelumnya jika jenis majas yang satu ini kerap ditemukan dalam cerita fiksi atau cerpen. Tapi, ternyata majas ini juga digunakan dalam pantun dan puisi. Dimana tidak hanya satu kalimat saja yang digunakan, tapi bisa keseluruhan teks atau cerita.
Contoh paling gampang untuk ditemukan adalah dongeng anak yang mengangkat karakter hewan, disebut juga dongeng fabel. Dalam cerita ini seluruhnya menggunakan alegori karena hewan dalam cerita bersikap seperti manusia dengan berbicara.
Tentu saja setiap dongeng fabel mempunyai pesan moral, maka masuk kategori alegori. Dongeng fabel yang sangat terkenal yaitu seperti Si Kancil dan Buaya, Kelinci dan Kura-Kura dan masih banyak lagi. Maka tidak heran, dongeng anak banyak sekali menggunakan fabel. Selain mudah dimengerti, secara visual juga sangat membantu anak untuk memahami pesan dan maknanya.
Sedangkan dalam sebuah kalimat, contohnya adalah sebagai berikut, dikutip dari buku Kumpulan Lengkap Peribahasa, Pantun & Majas (Ernawati Waridah, S.S):
- Nasib manusia tidak akan berbeda dengan roda pedati, sewaktu ia akan jatuh, merasa sakit dan menderita, pada saat lain ia akan tertawa dan bahagia.
- Siapa yang tahu isi hati manusia? Kedalamannya lebih dalam dari samudra. Tak seorang pun dapat menyelaminya. Kecuali Ia sendiri dan Tuhan yang menciptakannya. Apa yang tampak dari luar belum tentu menggambarkan isi hatinya.
- Perilaku para koruptor seringkali membuat kita marah. Mereka tidak jauh berbeda dengan tikus-tikus yang berkeliaran di lumbung padi. Ia makan pada sepuasnya, tidak peduli di luar sana banyak manusia jadi kelaparan karena padinya rusak atau bahkan habis.
Jadi, sudah jelas bahwa majas alegori adalah gaya bahasa yang sebenarnya sudah umum digunakan. Tapi karena banyak sekali jenis majas, terkadang kita tidak dapat membedakannya. Mungkin, kamu juga pernah menggunakan majas alegori baik itu dalam tulisan maupun lisan.