the Monkey Times – Terkadang saya mencari tempat baru untuk nongkrong. Entah itu untuk sekadar menghabiskan waktu menunggu janjian, atau untuk bertemu dan ngobrol dengan kawan.
Dan saya tak begitu demen keramaian. Makanya saya selalu mencari tempat nongkrong yang lumayan sepi.
Atau kalau satu tempat nongkrong sangat ramai, tapi hadir dengan suasana yang oke, biasanya saya datang kesana pagi-pagi. Biar keramaiannya nggak terlalu mengganggu.
Nah, kedai Nyah Tan Li memenuhi ekspektasi itu. Kedai yang berdiri di Kasongan, Bantul, Yogyakarta itu kebetulan tidak terlalu ramai kalau dikunjungi di pagi hari.
Kedai Nyah Tan Li dan pagi yang sepi
Mungkin karena saya datang terlalu awal. Sekitar jam 10 pagi. Kedai Nyah Tan Li masih sepi pengunjung. Praktis cuma ada tiga orang di kedai itu: saya dan dua orang pelayan kedai.
“Ada jus apa saja, mbak?,” tanya saya di meja pelayanan sambil mengamati lembar menu yang tersedia disana.
“Cuma ada jus mangga, mas.”
“Oke deh. Boleh.”
Saya kemudian beranjak mencari tempat duduk paling nyaman di kedai itu. Ada sekitar 15 meja – saya tak menghitung jumlah pastinya – dengan ukuran berbeda-beda.
Ada yang dikhususkan untuk tamu lebih dari empat orang. Ada yang ditujukan untuk empat orang tamu. Saya memilih tempat duduk untuk empat orang. Berdekatan dengan sisi kedai yang menjorok ke arah sungai.
Ah ya … saya selalu menyukai kedai dengan pemandangan sungai. Apalagi kedai Nyah Tan Li berada di pinggir sungai yang penuh dengan rimbun pepohonan.
Saya mesti menunggu sekitar 10 menit sampai pesanan jus datang. Di waktu tunggu itu, 6 orang pengunjung datang mengambil tempat duduk di seberang meja yang saya tempati.
Kedai Nyah Tan Li di pagi hari memang sepi. Pemandangan kedai di pinggir sungai menjadikannya tambah menarik. Tapi bukan cuma itu saja.
Apalah artinya sebuah kedai menarik, tanpa menu memikat?
Menu populer di Nyah Tan Li
Saya hanya sempat menikmati segelas besar jus mangga di Kedai Nyah Tan Li. Rasanya standar, layaknya jus yang dijual di tempat-tempat lain.
Tapi pagi itu bukan kali pertama saya datang kesana. Jadi walau tak memesan makanan enak, saya sudah pernah menikmati beberapa macam tawaran menu makanan yang dijual di kedai itu.
Salah satu menu kedai Nyah Tan Li yang mesti kamu coba punya nama sederhana: nasi goreng kecombrang. Kita semua tak asing dengan nasi goreng. Tapi kecombrang?
Kayaknya cuma orang yang nggak demen masak yang belum pernah mendengar bunga satu ini.
Dan nasi goreng kecombrang di Kedai Nyah Tan Li mengeluarkan rasa unik. Ganjil tapi tetap enak. Kalau mau digambarkan, nasi goreng kecombrang tetap mempertahankan rasa gurih nasi goreng Jawa, sembari memadukannya dengan harumnya serai, pedasnya jahe, serta asamnya jeruk lemon. Paduan dari itu semua disediakan bunga kecombrang.
Jadi bila disatukan ke dalam nasi goreng, kecombrang membuat menu satu itu lebih kaya. Ada segarnya, ada pula wangi harum yang khas dan rasa yang kaya.
Musim kemarau di Kasongan
Menikmati nasi goreng kecombrang di musim kemarau, di kedai yang terletak di pinggir sungai, rasanya tiada yang salah dengan itu.
Sebagai tempat nongkrong terdekat di Bantul, yang bisa dicapai sekitar 20 menit dari pusat kota, Kedai Nyah Tan Li memenuhi ekspektasi akan tempat nongkrong kecil. Mungkin pemiliknya sadar bahwa pikiran dan badan yang lelah setelah plesiran seharian mesti disegarkan di sebuah tempat yang menawarkan kesejukan dan menu makanan rumahan yang membuat hati senang.
Nama tempat makan: Kedai Nyah Tan Li
Pendapat saya: Tempat makan kecil, dengan kapasitas terbatas, tapi menyenangkan, dengan pemandangan pinggiran sungai.
Harga menu: Rp8000 – Rp25000/orang (rata-rata)
Alamat: Jl. Kasongan No.3, Karang Tengah, Tirtonirmolo, Kec. Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55184, Indonesia
Petunjuk jalan (lewat Google Maps): Klik di sini
Telepon: 0878-3844-2233
Nilai Akhir: 4/5