the Monkey Times – Di ujung Jakarta Utara, tepatnya di Jalan Tenggiri, berdiri Stasiun Tanjung Priok, sebuah stasiun yang sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
Dalam lintasan sejarah, keberadaannya tidak bisa dilepaskan dari Pelabuhan Tanjung Priok, yang dibangun pada akhir abad ke-19.1Stasiun Tanjung Priuk. kai.co.id. Diakses pada 25 Desember 2022.
Menurut catatan PT. KAI, Stasiun Tanjung Priok dibangun pada 1914, persisnya di zaman ketika Hindia Belanda diperintah Gubernur Jendral A.F.W. Idenburg (1909-1916).
Setelah 11 tahun dibangun, Stasiun Tanjung Priok akhirnya diresmikan pada 6 April 1925, bersamaan dengan pembukaan jalur rel Priok – Beos (Jakarta Kota).

Kalau kamu memasuki bagian dalam stasiun, terlihat jelas arsitektur megah yang membuat bangunan tersebut tampak klasik.
Dari segi arsitektur, agaknya semua orang sepakat kalau Stasiun Tanjung Priok dibangun dengan gaya yang dipengaruhi aliran kubisme, dengan bagian dalam yang penuh pola geometris, melengkung, yang sederhana namun megah.
Di bagian dinding dalam stasiun yang mengarah ke pintu masuk/keluar, kamu akan melihat dinding marmer yang membantu kita mempersepsikan stasiun tersebut sebagai sebuah bangunan klasik nan megah.
Hingga artikel ini ditulis, Stasiun Tanjung Priok melayani penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan ke Jakarta Kota – Cikarang (lewat Kampung Bandan) – Bogor (lewat Manggarai) – Tangerang (lewat Kampung Bandan dan Duri) – Rangkasbitung (lewat Tanah Abang).
Sumber Bacaan:
- 1Stasiun Tanjung Priuk. kai.co.id. Diakses pada 25 Desember 2022.