the Monkey Times – Suatu kali kala Indonesia masih bernama Hindia Belanda, seorang warga kebangsaan Inggris bernama W. Basil Worsfold menuliskan pengalamannya mengunjungi Ciwangi, Sukabumi, menggunakan kereta api yang berangkat dari Stasiun Buitenzorg (nama Stasiun Bogor waktu itu.)
Poin Penting
- Stasiun Bogor dibangun pada 1872 Pemerintah Hindia Belanda melalui perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS).
- Stasiun Bogor memiliki 2 pintu keluar. Yang lama berada di Selatan.
- Sedangkan pintu masuk satunya berada di arah Timur, dan bersebelahan dengan alun-alun Kota Bogor.
“Kereta di negara tropis,” kata Worsfold kala itu, memang tak secepat kereta Flying Dutchman atau the Scotch Express.
“Namun aku lihat gerbongnya cukup nyaman, dibuat dengan gaya Amerika dan dilengkapi tirai untuk menahan sinar matahari dan mengalirkan udara,” lanjut Worsfold.1Dikutip dari Priyo Jatmiko. Sejarah Kota Bogor. 2015. Penerbit priyo jatmiko. Hlm. 31.
“Kecuali kepala stasiun, semua petugasnya adalah orang Tionghoa dan Jawa. Penjaga pemeriksa karcis mengenakan seragam dan topi, tapi di balik pakaian ala Eropa itu dia masih memakai kostum lokalnya,” imbuh Worsfold.
Tentu kisah Worsfold hanyalah jejak masa lalu. Kereta kayu dan besi tua di masa Worsfold kini sudah berganti ke kereta yang terbuat dari stainless steel. Di dalamnya pun ada pendingin udara, kipas angin, serta keamanan berseragam serupa polisi.
Lalu di dalam stasiun tidak ada lagi pemandangan seperti yang diceritakan Worsfold. Namun kita tahu Stasiun Bogor merupakan salah satu bangunan peninggalan masa kolonial. Ia menandai sejarah panjang perkeretapian di bumi nusantara.
Stasiun Bogor Masa Kini

Syahdan, Stasiun Bogor mulai dibangun pada 1872 dan dibuka untuk umum pada 1873. Usianya sama tua dengan Stasiun Lempuyangan (Yogyakarta) dan Stasiun Ambarawa (Jawa Tengah) yang masing-masing dibangun pada 1872 dan 1873.
Karena status sebagai warisan kolonial Belanda itulah, Stasiun Bogor ditetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya Berdasarkan SK Menbudpar No: PM. 26/PW.007/MKP/2007, 26 Maret 2007.2Stasiun Bogor. kai.co.id. Diakses pada 8 Januari 2023.

Kini tidak ada wujud kereta seperti pernah diceritakan Worsfold. Zaman sekarang – setidaknya sampai artikel ini selesai ditulis, Stasiun Bogor melayani perjalanan para penglaju yang bekerja di ibukota, serta para pelancong yang ingin singgah ke Sukabumi menggunakan Kereta Pangrango.
Dan Hari ini nuansa klasik Hindia Belanda masih tertinggal di beberapa bagian bangunan Stasiun Bogor.
Nuansa tersebut bercampur dengan modernisasi yang dilakukan PT. KAI untuk melayani penumpang commuter line yang setiap hari tampak tergesa-gesa memburu kereta menuju Jakarta.
Kamu sering naik kereta dari Stasiun Bogor? Kemana? Sukabumi, atau mencari penghidupan di ibukota?
Sumber Bacaan:
- 1Dikutip dari Priyo Jatmiko. Sejarah Kota Bogor. 2015. Penerbit priyo jatmiko. Hlm. 31.
- 2Stasiun Bogor. kai.co.id. Diakses pada 8 Januari 2023.