the Monkey Times – Saya suka burger, walau mungkin makanan satu ini sering dianggap nggak baik buat dikonsumsi terlalu sering. Tapi melihat daftar menu burger McDonald’s, saya tidak tahan. Apalagi di menu terpampang tulisan besar: Burger Rendang Spesial.
Rendang memang spesial. Saking spesialnya, CNN pernah memasukkan rendang ke dalam daftar 50 makanan terlezat di seluruh negara. Tapi kalau dijadikan burger?
Teman saya yang asli Minang pernah bercerita makanan kaya’ rendang di daerah asalnya jauh dari yang biasa kita lihat di warung padang. “Di Minang, rendang dimasak di atas kayu bakar. Masaknya bisa semalaman, sampai daging sapi berwarna hitam,” katanya.
“Jadi versi rendang yang biasa kita lihat di warung padang sekarang itu sebenarnya rendang versi KW. Masaknya nggak perlu lama,” tambahnya lagi sambil tertawa.
Terus terang saja saya pun belum pernah menikmati rendang asli Minang. Tapi yang jelas, Burger Rendang Spesial ala McDonald’s tentu jauh dari kata asli. Panganan yang dijual McDonald’s itu mengkombinasikan daging sapi dengan saus rendang yang dipanggang, kemudian ditambahi telur dan potongan bombay. Dan akhirnya diselipkan ke dalam setangkup roti oranye lembut dengan taburan wijen di atasnya.
Bukan berarti nggak enak
Sekali lagi, saya menyukai burger. Pengalaman dengan burger mengajari saya bahwa panganan satu ini memang tidak pernah basa-basi. Kamu bisa menghabiskannya dalam waktu 5 menit tanpa perlu berpikir apakah rasanya istimewa atau tidak. Pokoknya hap, selesai. Pendapat saya akan Burger Rendang Spesial McDonald’s tetap sama seperti pengalaman emakan burger yang sudah lewat.
Tapi toh saya mesti menegaskan menu burger mekdi satu itu memang oke. Sederhana tapi enak. McDonald’s pun agaknya sadar ketika memilih bahan makanan pendamping bagi daging sapi, yang menurut saya nggak pernah basa-basi. Ambil contoh telur goreng yang diletakkan di atas daging sapi, misalnya. Kita semua tahu telur goreng mudah dibuat. Begitu pula dengan irisan bawang bombay.
Kombinasi daging sapi, telur goreng dan bawang bombay itulah yang membuat Burger Rendang Spesial McDonald’s terasa nggak pernah basa-basi. Mudah dibuat. Gampang disajikan. Dan tentu saja menyimpan rasa khas burger McDonald’s.
Rasa khas burger western
Bagi lidah saya yang kadung akrab dengan makanan Indonesia, burger rendang spesial ala McDonald’s sebetulnya tidak membawa rasa yang serupa dengan rendang. Artinya rasa ‘rendang’ di menu ini terbilang nggak ada. Yang ada malah rasa saus barbeque ala Barat seperti yang biasa kita pakai ketika memanggang daging.
Jadi sepertinya nggak bisa kalau kita menyebut burger rendang mekdi satu itu sebagai menu yang terasa dekat bagi orang Indonesia. Namun di luar itu, kombinasi daging sapi, bawang bombay yang terasa manis, saus ‘rendang’, dan roti yang empuk, menurut saya masih membawa serta ciri khas burger khas McDonald’s: cepat, enak, dan tanpa basa-basi.
Rotinya terasa lembut ketika digigit. Dagingnya terasa empuk, dan tambahan bawang bombay membuat panganan itu terasa sedikit manis di lidah. Kalau lidah kamu peka, ada sedikit rasa asam di saus ‘rendang’ yang dipakai – namun tidak begitu mengganggu bagi yang tidak menyukainya.
Pada akhirnya, menurut saya burger adalah burger. Ia dibuat sebagai makanan cepat saji yang tidak pernah bisa membuat orang kenyang banget. Satu-satunya kekecewaan saya adalah burger satu ini ternyata nggak terasa ‘rendang’ banget.
Dengan begitu, cukuplah burger rendang kita anggap sebagai pengganjal perut yang menyenangkan dimakan. Dan mungkin kamu bakal ketagihan begitu menu itu selesai disantap.