the Monkey Times – Dua tim besar Liga Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, sama-sama mendapat ketidakberuntungan di matchday 6 La Liga Spanyol.
Walhasil keduanya terpuruk di klasemen sementara La Liga, dengan Barcelona menempati posisi terburuk: ada di peringkat 9. Sedangkan Madrid menempati peringkat 3, di bawah Sociedad dan Villareal yang masing-masing menempati peringkat 1 dan 2.
Rasanya matchday 6 La Liga Spanyol pekan silam kurang menggigit, mungkin karena minimnya jumlah gol yang dicetak per pertandingan.
Hanya ada satu pertandingan yang menghasilkan lebih dari tiga gol, dan itu adalah pertandingan antara Huesca dan Valladolid yang berakhir 2-2. Selain itu nihil.
Kalau seluruh pertandingan matchday 6 La Liga dikalkulasikan, seluruhnya cuma menghasilkan 19 gol dalam 10 pertandingan. Artinya 1,9 gol per pertandingan jadi rataan gol yang dihasilkan pada matchday 6 La Liga Spanyol pekan lalu.
Mungkin minimnya jumlah gol berimbas juga pada “kesialan” tim-tim besar macam Madrid dan Barca – selain Sevilla yang pekan lalu kalah 1-0 dari tim tuan rumah Granada.
Kekalahan, setipis apapun, bisa jadi sebuah indikasi munculnya frustrasi di antara tim-tim besar yang melakoni pertandingan La Liga pekan kemarin.
Kita sudah melihat betapa frustrasinya pemain-pemain Madrid dan Barca ketika kalah dari tim-tim kecil. Pertahanan lawan yang terlalu dalam, serta barisan penyerang yang tidak bertaji sama sekali, jadi dua faktor yang menjawab kegagalan keduanya pekan lalu.
Artikel untuk dibaca: Dua Tim Besar La Liga Spanyol Kalah tipis-tipis
Walau begitu, hal yang terjadi pada Barca dan Madrid ternyata tidak terjadi pada Sevilla. Kekalahan juara Liga Eropa musim lalu itu lebih diakibatkan Granada yang lebih efektif memainkan taktik mereka, dan pada gilirannya lebih efisien memanfaatkan peluang.
Di pertandingan antara Granada vs Sevilla, dominasi ball possesion tuan rumah (51,1 persen berbanding 49,1 persen milik Sevilla) diterjemahkan jadi akurasi tembakan ke gawang sebesar 20 persen. Jauh di atas Sevilla yang sama sekali tidak mampu menembak bola ke gawang Granada dengan akurat.
Dan untungnya tidak semua tim-tim besar tenggelam. Atletico, contohnya. Mereka menang 2-0 di kandang Celta. Di pertandingan tersebut Atletico mungkin tidak bisa mendominasi ball possesion (47,9 persen berbanding 52,1 persen milik Celta), namun efektivitas penyerangnya di depan gawang Celta menjadi pembeda.
Dari situlah dua pemain Atletico, Luis Suárez dan Carrasco jadi punya kesempatan menjebol gawang lawan.
Agaknya pekan lalu menyajikan pemandangan dimana La Liga Spanyol tampak sedang adem ayem saja. Bisa jadi para pemain kurang bergairah, dengan alasan yang tidak kita ketahui sepenuhnya.
Walau begitu pemandangan klasik masih tersaji kepada kita, dan itu bisa kita lihat dari dua tim yang mengalahkan Barca dan Madrid: bahwa pertahanan yang dalam, serangan balik yang kuat, dan disiplin bertahan tinggi, masih jadi tiga resep yang setidaknya ampuh untuk menahan kebuasan tim-tim besar dengan status kebintangan para pemainnya.
Hasil pertandingan matchday 6 La Liga Spanyol
[wpse_matches competition=11762 date_between=2020-10-16,2020-10-20]
Klasemen sementara La Liga Spanyol matchday 6
[wpse_competition id=11762]