the Monkey Times – Juventus dan Atalanta memastikan diri ke final Coppa Italia 20/21 setelah mengalahkan lawannya masing-masing.
Kalau Juve berhasil menahan Inter 0-0 di Turin (Rabu, 10/02/2021), setelah sebelumnya menang 1-2 di kandang lawan (Rabu, 3/02/201); maka Atalanta menghempaskan Napoli 3-1 di kandang, setelah sebelumnya menahan 0-0 tim asal kota Naples itu.
Nah, siapa yang layak menang di pertandingan final Coppa Italia yang akan diselenggarakan pada 19 Mei 2021 kelak?
Nyonya tua mengejar trofi pertama di era Andrea Pirlo
Juventus dan Atalanta adalah dua tim beda kasta. Juventus jelas kolektor juara, sedangkan Atalanta baru menunjukkan tajinya sejak musim 2016/17. Mereka perlahan-lahan diperhitungkan sebagai kuda hitam yang siap merepotkan siapa saja.
Perolehan klasemen akhir Atalanta di Serie A setiap akhir musim cenderung membanggakan untuk klub berusia 113 tahun. Pada musim 16/17, misalnya, mereka menempati peringkat empat di klasemen akhir Serie A. Peringkat tujuh di musim 17/18. Peringkat tiga di musim 18/19 dan 19/20.
Namun apakah modal itu cukup untuk menghadapi Juve nantinya?
Atalanta bukan tim yang punya cukup pengalaman di final Coppa Italia. Satu-satunya gelar coppa yang mereka raih terjadi pada musim 62/63. Waktu itu mereka memperolehnya setelah mengalahkan Torino 3-1 di Stadion San Siro.
Kebalikan dengan Juventus yang jauh punya pengalaman lebih banyak di ajang Coppa Italia. Mereka 13 kali juara, dan pernah meraih trofi coppa empat kali beruntun pada 2015 hingga 2018.
Jadi diatas kertas, Juve lebih berpengalaman di final coppa ketimbang rivalnya itu. Juga kita tak boleh lupa: Juventus lebih unggul ketimbang Atalanta dalam urusan head to head dan juga performa kedua tim secara keseluruhan. Kita akan membuktikannya lewat tabel di bawah ini:
Tim | Total Pertemuan | Menang | Seri | Kalah |
---|---|---|---|---|
Atalanta | 135 | 72 | 48 | 15 |
Yes, kita bisa lihat Juventus lebih unggul ketimbang Atalanta untuk urusan head-to-head, dengan rasio kemenangan mencapai 53,3 persen. Di titik itu Juve boleh lah menepuk dada sembari merasa jumawa.
Lalu kita juga tidak boleh lupa soal performa kedua tim di Serie A. Juventus sudah memainkan 20 pertandingan dengan raihan skor 42. Fakta itu menjadikan Juventus nongol sebagai tim yang memperoleh rataan poin sebesar 2,1 per pertandingan.
Atalanta di sisi lain sudah bertanding sebanyak 20 kali di Serie A dan mendapatkan 37 poin. Ini menjadikan mereka mendapat rataan 1,85 poin per pertandingan.
Tapi di saat bersamaan kita juga mesti mengakui Atalanta lebih superior dari sisi penyerangan, sebab mereka mencetak 48 gol. Bandingan dengan Juve yang “baru” mencetak 41 gol sampai Serie A matchday 21.
Walau begitu, sisi agresivitas Atalanta agaknya tidak diimbangi dengan sisi pertahanan yang mumpuni, sebab mereka sudah kebobolan 29 gol; lebih banyak ketimbang Juve yang baru kebobolan 18 gol – omong-omong fakta ini menjadikan Juve tampil sebagai tim dengan pertahanan terbaik di Serie A hingga matchday 21.
Artinya kalau Atalanta cenderung buas di sisi penyerangan, Juve tampak lebih pandai di sisi pertahanan. Dan mungkin karena sisi itu pula mereka bisa menahan kebuasan para penyerang Inter di semi final coppa Rabu silam.
Dengan fakta statistik yang begitu gamblang tersaji di depan mata, boleh lah kita menebak satu hal: Juventus tampak lebih layak keluar sebagai juara Coppa Italia ketimbang Atalanta.
Walau kalah ganas di sektor penyerangan, Juve tampil sebagai tim dengan pertahanan yang jauh lebih dewasa ketimbang Atalanta.
Dugaan kami, ketika sektor penyerangan Atalanta buntu menghadapi pertahanan Juve, boleh jadi mereka frustrasi. Dan kelemahan itu sangat mungkin dieksploitasi oleh Juve nantinya, ketika mereka berdua bertemu di final Coppa Italia.