the Monkey Times – Sebuah pertanyaan besar muncul setelah Joe Gomez mendapat cedera dalam latihan timnas Inggris, Rabu minggu kemarin (11/11/20). Bisakah Liverpool bertahan dengan baik setelah barisan bek utama mereka berkurang satu persatu?
Cedera Joe Gomez melengkapi absennya para bek tengah Liverpool: Virgil van Dijk, Fabinho dan Trent Alexander-Arnold. Kini pasukan Jurgen Klopp itu hanya menyisakan Joel Matip sebagai satu-satunya bek tengah yang bebas dari cedera.
Kalau melihat klasemen sementara Liga Premier Inggris, Liverpool jadi satu-satunya tim lima besar yang kebobolan banyak gol. Mereka rata-rata kebobolan dua gol dalam 8 matchday Liga Premier.
Sebagai catatan tambahan, Liverpool sudah kebobolan 16 gol dalam jumlah matchday yang sama.
Rataan kebobolan Liverpool jelas jadi masalah tersendiri, mengingat angka tersebut jadi yang terbesar di antara tim yang sekarang menghuni lima besar klasemen Liga Premier Inggris.
Bisa jadi saat ini mereka sedang mengalami krisis pertahanan. Bukan cuma soal cederanya barisan bek utama, tapi juga soal performa pertahanan secara keseluruhan yang sedikit lebih buruk ketimbang beberapa pesaingnya.
Ambil contoh klub pemuncak klasemen seperti Leicester, misalnya, yang rata-rata kebobolannya hanya 1,1 gol dalam 16 pertandingan.
Secara statistik, pertahanan Liverpool terbilang buruk musim ini. Itu kalau parameter yang kita ambil mengacu sampai matchday 8 Liga Premier musim 2020/2021.
Ambil contoh di kategori ‘kesalahan pertahanan yang menyebabkan gol’, misalnya, Liverpool sudah melakukannya sampai tiga kali. Bandingkan dengan Leicester yang belum pernah melakukan kesalahan yang sama sejauh ini.
Kalau acuannya statistik pertahanan, pada kategori penting seperti tackle, clearance, headed clearance, aerial battles/duels won, terlihat jelas kalau Liverpool lebih inferior ketimbang dua klub saingannya di Liga Premier.
Untuk urusan duel udara (aerials battles), misalnya, Liverpool memenangkan duel sebanyak 458 kali. Meski terlihat banyak, namun angkanya lebih kecil ketimbang Leicester dan Spurs yang menempati peringkat 1 dan 2 klasemen sementara Liga Premier.
Dengan kata lain, pertahanan Liverpool kurang jago dalam menghadapi duel udara. Hasilnya adalah bola umpan silang di udara hanya disapu bersih sebanyak 36 kali.
Bandingkan dengan Tottenham di peringkat 2 klasemen yang menyapu bersih bola yang mampir di pertahanan mereka lewat udara, sebanyak 93 kali.
Di titik ini, kelemahan Liverpool terlihat, sebab artinya pertahanan mereka rentan terhadap serangan musuh yang berasal dari umpan lambung.
Kehilangan bek tengah andalan kemungkinan besar bakal membuat angka statistik diatas makin jelek. Akan tetapi bukan berarti pertahanan Liverpool lebih baik dengan kehadiran armada bek yang lengkap.
Anda tentu masih ingat kekalahan telak Liverpool melawan Aston Villa, dimana gawang mereka diberondong 7 gol. Hasil itu diterima Liverpool sebelum Joe Gomez dan van Dijk menerima cedera.
Lantas apa artinya semua itu?
Pertama, Liverpool kemungkinan besar membutuhkan solusi jangka pendek. Caranya dengan memanfaatkan barisan bek yang tersisa. Dan selain Matip, ada dua nama yang sebetulnya sudah tersedia. Keduanya sama-sama berusia muda.
Rhys Williams sempat dipilih Klopp untuk bermain penuh ketika Liverpool menang 1-0 melawan Ajax di pertandingan matchday 1 pertandingan Liga Champions.
Bek kelahiran Preston itu bermain dalam tiga matchday Liga Champions bersama Liverpool. Selain melawan Ajax, dia juga bermain ketika Liverpool menang 2-0 melawan Midtjylland dan ketika menang 5-0 melawan Atalanta.
Dengan catatannya yang relatif baik itu, Williams kemungkinan bisa rutin dipilih oleh Klopp ketika Liverpool melakoni laga Liga Premier Inggris. Ketika Joe Gomez mendapat cedera, Williams mungkin bisa bersanding dengan Matip di jantung pertahanan tim.
Opsi kedua ada pada nama Nat Phillips. Bek muda berusia 23 tahun ini lebih sering jadi opsi kedua di jantung pertahanan. Satu-satunya penampilan Phillips musim ini adalah ketika dia menjadi starter pertandingan melawan West Ham (31/10/20) yang dimenangkan Liverpool 2-1.
Kedua, Liverpool rentan kehilangan banyak poin dengan ketiadaan barisan nama utama di sektor pertahanan. Selama 42 hari ke depan, Liverpool akan memainkan tiga pertandingan di Liga Champions dan sembilan laga Liga Premier Inggris.
Dari sisi ini, Jurgen Klopp jelas butuh meracik skuadnya agar tetap seimbang di tengah situasi tidak beruntung yang dialami pertahanan timnya.
Bisakah Liverpool melakukannya?