the Monkey Times – Konon, menurut pengakuannya sendiri, Edinson Cavani sempat menelpon dua rekan setimnya di PSG, sebelum akhirnya dia memutuskan berlabuh di Manchester United. Tak jelas apa isi percakapan antara Cavani dan kedua rekannya itu.
Namun yang pasti cerita itu terpampang jelas di situs resmi Manchester United. Di situs itu pula Cavani menyebut dua nama, Ander Herrera dan Angel di Maria, sebagai dua orang yang dihubunginya.
Tapi barangkali yang dikatakan Herrera lewat telepon jadi semacam motivasi yang akhirnya mengukuhkan keputusan Cavani untuk pindah ke MU dengan status bebas transfer.
“Saya memuji Ander karena kepribadiannya, dan saya merasa kata-katanya akan banyak menolong saya. (Ander) bercerita tentang bagaimana rasanya ketika membela United.
Dan ya, perjanjian dengan klub (MU) diselesaikan begitu saya selesai berbicara dengan Ander,” demikian pengakuan Cavani tentang keputusannya pindah ke MU.
Tentu kita tidak tahu apa yang dibicarakan antar kedua insan yang sempat sama-sama membela PSG itu. Namun dari keterangan Cavani, cerita Herrera lah yang membuat sang pemain internasional Uruguay itu pindah ke MU.
Sebagai catatan tambahan, Herrera sempat membela MU sepanjang 2014 – 2019, sebelum akhirnya pindah ke PSG. Di MU, Herrera tampil dalam 132 pertandingan dan mencetak 12 gol.
Di MU, Cavani dikontrak selama satu tahun. Namun sebagai pemain yang sempat membuat PSG harus membayar Napoli sebesar €64.50 juta, nilai transfer Cavani benar-benar turun.
2019/2020: musim yang buruk
Cavani pindah ke MU dengan status bebas transfer, setelah mengalami musim yang buruk bersama PSG. Syahdan, Cavani hanya tampil sebanyak 22 kali di semua kompetisi yang diikuti PSG di musim 2019/2020. Hantu cedera yang kerap membuatnya absen, plus kegagalan bersaing dengan penyerang Mauro Icardi, membuat sinar Cavani meredup musim lalu.
Musim lalu Cavani bermain sebanyak 14 kali di Ligue 1 Prancis. Mencetak 4 gol. 7 kali bermain sebagai pemain inti. 7 kali sebagai pemain pengganti. 2 kali sebagai penghangat bangku cadangan. 11 kali mengalami cedera.
Secara keseluruhan Cavani tampak lembek musim lalu, dengan hanya tampil di 22 pertandingan dan mencetak 7 gol di seluruh kompetisi yang diikuti PSG.
Belum lagi bila statistik nilai pemain disinggung. Cavani sempat bernilai €60 juta ketika membela PSG sejak 2013. Tapi toh sejak 2018 pula nilai Cavani di bursa transfer turun, sampai kini hanya tersisa €20 juta, menurut Transfermarkt.
Walau begitu, nilai Cavani di bursa transfer sebetulnya masih cukup tinggi untuk pemain sebayanya. Dia ada di urutan tiga dalam klasemen nilai transfer untuk pemain yang lahir pada 1987 – sebagai catatan, Cavani lahir 17 Februari 1987. Di atasnya ada Lionel Messi dan Karim Benzema yang masing-masing menempati urutan satu dan dua di klasemen yang sama.
Dari segi statistik, luntur sudah pembayangan yang mungkin dilakukan seseorang atas Cavani, apalagi melihat performanya musim lalu.
Legenda Arsenal, Paul Merson, sampai berani berpendapat bahwa Cavani adalah hasil rekrutan yang mengecewakan, sekaligus memperlihatkan MU tidak kemana-mana.
Merson yakin bahwa sesungguhnya masalah terbesar United ada di pertahanan, yang begitu terlihat rapuh di pertandingan terakhir mereka melawan Tottenham – yang berakhir dengan berondongan 6 gol ke gawang MU.
“Cavani terasa seperti solusi instan. Tapi jujur saja dia mungkin tidak bisa melakukan itu. Saya tidak melihat dia menjadi pembeda,” kata Merson seperti dikutip Metro.co.uk.
Terasa seperti cemoohan, tapi barangkali ada benarnya. Untuk apa membeli seorang pemain yang mungkin masa keemasannya habis sebentar lagi?
Apakah MU benar-benar membutuhkan Cavani?