tmtimes.id – Inter dan Sevilla sama-sama punya sejarah panjang di kompetisi Eropa. Bedanya, sejarah Inter membentang lebih panjang, sedangkan Sevilla meninggalkan jejak kegemilangan sejarah klub di era kekinian.
Sepakbola Eropa memalingkan perhatian mereka ke Inter pada 1960-an, ketika pasukan klasik ‘Grande Inter’ asuhan Helenio Herrera memenangkan dua Piala Eropa di era 1960-an.
Di awal 1990-an, trio Jerman yang digawangi Jürgen Klinsmann, Lothar Matthäus dan Andreas Brehme membuka tabir sejarah gemilang Inter ketika memberikan trofi piala UEFA pertama di era 1990-an.
Sepuluh tahun silam, Josè Mourinho membangun pasukan Inter dan membawa Inter menjuarai liga Champions 2009/10.
Sebaliknya, Sevilla adalah klub yang kejayaannya dibangun belakangan. Mereka memenangi Liga Eropa/Piala UEFA lima kali sejak 2006.
Dari segi kuantitas trofi, Sevilla terasa lebih inferior ketimbang Inter. Namun jangan lupa: dewi fortuna Liga Eropa tampaknya jatuh cinta kepada Sevilla.
Kalau Anda menjagokan Sevilla, alasannya cuma satu: mereka langganan juara. Penggemar Sevilla akan berkata dengan lantang:
“Anda, fan Inter, sebaiknya hati-hati. Kami sudah mencicipi final keenam, dan juara lima kali. Kami lebih tahu caranya bermain di final.”
Sebaliknya, fan Inter selayaknya membalas:
“Kami punya sejarah lebih panjang di Eropa ketimbang klub Anda. Tahun ini kami bersatu. Antonio Conte membawa kami ke jalur yang benar. Anda, fan Sevilla, seharusnya juga mawas diri.”
Lepas dari apapun anggapan seorang fan yang mungkin terlontar dari mulutnya, nasib Inter dan Sevilla di Liga Eropa memang berbeda. Sementara Sevilla memulai laga di Liga Eropa dari fase grup, Inter adalah tim buangan.
La Beneamata memulai kompetisi Liga Eropa dari babak 16 besar, setelah terdepak di fase grup Liga Champions 2019/2020.
Statistik Sevilla dan Inter di Liga Eropa 2019/20
Sejak fase grup hingga semifinal, Sevilla telah menjalani laga 11 kali di Liga Eropa musim ini, dengan hasil 8 kali menang, 2 kali seri, dan 1 kali kalah. Selama itu pula mereka mencetak 20 gol, sekaligus jadi tim yang efisien.
Berdasarkan statistik yang dirilis UEFA.com, Sevilla di Liga Eropa memuncaki daftar tim dengan jumlah operan terbanyak: 7530 kali dengan tingkat akurasi operan 89%. Dari segi ini Sevilla bolehlah disebut sebagai tim yang dinamis.
Bandingkan dengan Inter yang mencicipi 5 laga sejak babak 16 besar. Bedanya hanyalah: Inter memenangi semuanya. Masih mengutip UEFA.com, Inter mencetak 13 gol dan menghasilkan operan sebanyak 2281 kali dengan tingkat akurasi operan 84%.
Statistik yang lumayan untuk sebuah tim yang tidak memulai perjuangan dari awal kompetisi. Dengan demikian Sevilla lebih unggul secara statistik.
Jagoan masing-masing
Sevilla punya Éver Banega. Dirigen permainan asal Argentina ini sempat bolak-balik dari Sevilla ke Inter. Banega sempat membawa Sevilla menjuarai Liga Eropa di musim 2014/15 dan 2015/16. Setelahnya dia bermain di Inter sepanjang musim 2016/17.
Banega adalah andalan lini tengah Sevilla dan dia mungkin sekarang dipenuhi hormon motivasi berlebih karena sejarahnya sebagai eks pemain Inter – siapa yang tidak bangga bisa mengalahkan mantan timnya?
Di pihak Inter ada nama Romelu Lukaku yang memulai karirnya di Inter sebagai debutan. Dan Lukaku terbukti berharga untuk Inter.
Dia mencetak 33 gol sampai detik ini, dan hampir menyamai rekor legenda Inter, Ronaldo, yang mencetak 34 gol dan membawa Inter juara piala UEFA 1997/1998 di musim pertamanya bersama Inter.
Final Liga Eropa kali ini menyajikan laga yang tampaknya bakal ketat. Sevilla tidak terkalahkan dalam 20 pertandingan terakhir di semua kompetisi. Dan memenangi 8 laga terakhir.
Dari pihak Inter, kita juga tidak boleh melupakan duet Lu-La, Lautaro-Lukaku, yang sudah mencetak total 54 gol bersama-sama musim ini.
Di partai semifinal melawan Shakhtar, pasangan Lu-La sama-sama mencetak gol kemenangan Inter. Dengan kekuatan yang relatif imbang, sulit untuk menentukan siapa pemenang laga final nanti.
Prediksi formasi Inter vs Sevilla
Sevilla: Bounou; Navas, Koundé, Diego Carlos, Reguilón; Banega, Fernando, Jordán; Suso, En-Nesyri, Ocampos
Inter: Handanovič; Godín, De Vrij, Bastoni; D’Ambrosio, Barella, Brozović, Gagliardini, Young; Martínez, Lukaku