tmtimes.id – Sejak dibeli Tamim bin Hamad Al Thani sembilan tahun silam, satu-satunya kekurangan PSG adalah mereka belum pernah sekalipun mencapai final Liga Champions. Padahal skuad PSG bernilai sangat mahal – menurut Transfermarkt nilainya mencapai €801.45m (atau sekitar Rp415 Triliun). Sampai sebelum partai melawan Leipzig dini hari tadi, skuad mahal PSG seakan-akan jadi kutukan.
Namun dini hari tadi (19/08/2020), PSG mengalahkan Leipzig 3-0 pada pertandingan semifinal Liga Champions yang berlangsung di Estádio do Sport Lisboa e Benfica – Lisbon, Portugal. Akhirnya tim Perancis itu melaju ke final setelah menunggu sembilan tahun, dan setelah menghabiskan miliaran dollar untuk membangun skuad termahal.
PSG mengalahkan Leipzig dengan hasil akhir yang nyaris tanpa drama dan keringat berlebih. Satu hal yang menurut kami jadi sebuah anomali. Sudah berapa kali mereka berada di atas angin di sebuah partai hidup mati, untuk kemudian kalah mengenaskan? Anda masih ingat kekalahan 6-1 dari Barcelona di Camp Nou pada pertandingan kedua babak 16-besar musim 2016/ 2017 silam, setelah PSG lebih dulu menang 4-0 di Paris? Itu hanya satu dari sekian contoh drama yang tersaji di laga-laga Liga Champions yang melibatkan PSG.
Gol-gol PSG ketika menghadapi Leipzig dicetak oleh Marquinhos (menit 13), Di Maria (42) dan Bernat (58). Cuma tiga gol yang dihasilkan ketika menghadapi debutan macam Leipzig. Tapi sesungguhnya keberingasan PSG terlihat sejak menit-menit awal pertandingan. Hanya saja mungkin takdir yang kemudian mengharuskan PSG untuk puas dengan tiga gol.
Penonton pertandingan antara PSG vs Leipzig mungkin sudah merasa tim asal Paris itu akan menang. Apalagi di menit-menit awal cukilan Neymar menghasilkan peluang berbahaya pertama bagi PSG. Sayangnya tiang gawang menahan selebrasi tim asal Paris itu.
Tekanan PSG akhirnya berbuah di menit 13, ketika Marquinhos menyundul masuk bola ke gawang Leipzig. Itu terjadi setelah dia menerima umpan silang Angel Di Maria.
Neymar lagi-lagi memperlihatkan nafsu membobol gawang Leipzig di babak pertama, ketika dia menembakkan tendangan bebas 40 meter yang lagi-lagi gagal berbuah gol. Tapi segalanya berjalan baik ketika Di Maria akhirnya menambah keunggulan tiga menit menjelang rehat babak pertama. Operan kiper Leipzig Péter Gulácsi gagal menemui rekannya. Bola kemudian dicuri Leandro Paredes yang langsung mengumpan Neymar. Pemain terakhir ini memberi umpan ciamik ke Di Maria, yang kemudian mencetak gol kedua PSG.
Meski Neymar tampak sangat bernafsu mencetak gol, Di Maria lah yang jadi bintang pertandingan. Di babak kedua dia menggiring bola melewati bek Nordi Mukiele, dan akhirnya memberi umpan silang ke daerah pertahanan Leipzig. Juan Bernat menerima bola umpan dengan sundulan yang mengubah skor jadi 3-0 di menit 58.
Seperti yang kami katakan sebelumnya: tak ada drama. PSG menang dengan nyaman. Sesekali Mbappé maupun Neymar tertangkap kamera melepas senyum lebar, walau sebelumnya mereka berdua melepas peluang bagus untuk menambah gol. Tetapi mungkin reaksi santai pemain PSG merupakan buah permainan Leipzig, yang tidak kunjung memberi ancaman nyata kepada tim asal Paris itu. Jadi PSG rileks saja menghadapi Leipzig.
Apapun anggapannya, hasil semalam jadi titik kuliminasi perjalanan panjang PSG yang selalu apes di Liga Champions. Musim ini adalah kali pertama PSG menginjakkan kaki di semifinal, setelah mereka terakhir melakukannya pada 1995.
Investasi gila-gilaan Tamim bin Hamad Al Thani dalam sembilan tahun terakhir hanya memberikan kegagalan demi kegagalan PSG dalam usahanya mencapai semifinal. Musim 2018/2019, MU menghentikan langkah PSG di 16 besar Liga Champions – juga dengan cara yang penuh drama. Tahun-tahun sebelumnya ada Real Madrid dan Manchester City yang membuat skuad mahal PSG tampak seperti entitas yang harus mengalami serangkaian ujicoba berat dan penuh drama sebelum akhirnya mampu keluar sebagai pemenang.
Pemenang? Ahh. Kami harus menarik kata-kata ini. PSG belum genap sebagai pemenang. Toh mereka masih harus menghadapi pemenang laga semifinal lain antara Lyon vs Bayern yang baru akan dilangsungkan dini hari 23 20 Agustus 2020 di Estádio do Sport Lisboa e Benfica Estádio José Alvalade – Lisbon, Portugal.
Formasi akhir PSG vs Leipzig
Leipzig: Gulácsi; Klostermann (Orban 83), Upamecano, Mukiele; Laimer (Halstenberg 62), Kampl (Adams 64), Sabitzer, Angeliño; Olmo (Schick 46), Nkunku (Forsberg 46); Y Poulsen
Paris: Rico; Kehrer, Kimpembe, Thiago Silva, Bernat; Herrera (Verratti 83), Marquinhos, Paredes (Draxler 83); Di María (Sarabia 87), Mbappé (Choupo-Moting 86), Neymar